Saturday 23 May 2015

Cara Menyiapkan Bibit Cabe Rawit





Tanaman cabe rawit di kembang biakan dengan biji (generatif), bukan denga stek (vegetatif). Selain menggunakan biji, untuk mulai beranam cabe rawit dalam pot tersedia pula bibit cabe rawit yang berupa tanaman muda. Bibit cabe ini biasanya dijajakan di pasar tradisional dalam bentuk ikatan. Di yogyakarta, seikat bibit cabai rawit setinggi sekitar 25 cm berharga Rp500,00. Satu ikat berisi antara 8-12 bibit.
Memilih Benih/bibit Yang Baik
Pilihlah benih cabe rawit yang berkualitas, sehat, memiliki daya kecambah yang tinggi, dan berasal dari varietas yang unggul. Benih tersebut dapat dibeli ditoko pertanian dalam kemasan sachet atau di pasar tradisional dalam bentuk kemasan kantung plastik.
Selain dengan membeli benih kemasan, benih dapat juga diperoleh dengan mengusahakan sendiri dari biji buah cabe. Untuk keperluan ini, pilih buah cabe rawit yang berukuran besar, masak optimal (berwarna merah), dan sehat. Belah buah cabe untuk diambil bijinya.
Pilih biji yang baik, relatif besar, dan normal bentuknya. Semai biji-biji pilihan ini secara langsung atau bisa juga dijemur terlebih dulu hingga kering, jika mau disimpan. Simpan benih yang belum akan di tanam dalam kantung plastik atau botol yang bersih dan kering.
Menggunakan bibit yang dibeli dari pasar atau tempat pembibitan lebih praktis untuk di lakukan. Kita tidak perlu repot membuat bibit sendiri  dari biji cabe. Untuk jumlah kecil, cara ini tepat dilkukan. Selain praktis juga menghemat waktu penanaman. Namun, kita tidak tahu persis kualitas benih yang kita beli, yang dapat dilakukan hanya memilih bibit yang sehat pertumbuhannya.
Memperlakukan Benih
Sebelum disemaikan, sebaiknya rendam terlebih dahulu benih cabe dalam air hangat, sekitar 50 derajat celcius. Selama perendaman ini akan tampak benih yang baik dan tidak baik. Jika ada benih yang mengapung, singkirkan saja karena tidak baik kualitasnya. Sementara, benih yang tenggelam dibiarkan terendam dalam air selama 2-3 jam. Tujuan perendaman adalah untuk mempercepat pertumbuhan kecambah. Setelah itu, untuk menghilangkan penyakit, rendam benih dalam larutan fungisida selama kira-kira 30 menit.
Menyemai Benih
Wadah untuk menyemai benih dapat berupa basek atau anyaman bambu, kotak kayu, baki plastik, pot, polybag, atau bekas gelas air mineral. Lengkapi wadah-wadah ini dengan lubang drainase.
Sementara, media yamg digunakan dapat berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos, dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Selain itu dapat juga menggunakan campuran pasir dan pupuk organik dengan perbandingan seimbang. Pupuk organik yang digunakan sebaiknya yang bebas dari bakteri patogen dan biji gulma. Jika menggunakan pupuk kandang atau kompos biasa, sterilkan media semai terlebih dahulu. Caranya, kukus selama 1 jam pada suhu 75 derajat celcius.
Tebarkan benih kewadah persemaian yang telah diisi media semai setemal minimal 8 cm. Namun, sebelumnya basahi media semai terlebih dahulu. Setelah benih ditebarkan, tutup dengan tanah tipis-tipis. Jika wadah semai berupa polybag atau gelas bekas air mineral, semaikan benih satu persatu.
Letakkan persemaian di tempat yang terlindungdari guyuran air hujan dan sinar matahari langsung. Jaga agar persemaian tidak sampai kekeringan. Untuk itu,lakukan penyiraman rutin 1-2 kali sehari, tergantung keadaan cuaca. Sebaiknya gunakan semprotan tangan (handsprayer) agar tidak merusak persemaian.
Benih akan tumbuh setelah 3-6 hari sejak ditanam. Selama pertumbuhan, persemaian harus tetap dijaga kelembabannya. Setelah bibit berumur sekitar 3 minggu atau berdaun 3-4 helai, dapat dipindahkan ke wadah yang lebih besar untuk penyapihan. Wadah yang digunakan bisa berupa polybag kecil, gelas bekas air mineral, pot kecil, atau wadah lain yang serupa. Dalam masa penyapihan ini bibit sudah boleh terkena sinar matahari pagi dan sore selama 2-3 jam. Dengan penyinaran ini bibit akan tumbuh lebih sehat.
Setelah sekitar 2 minggu dalam penyapihan, atau berdaun 5-6 helai, bibit siap di pindah tanamkan ke pot penanaman permanen.

No comments:

Post a Comment