Friday 22 May 2015

Cara Menanam Cabe Rawit Dalam Pot




Untuk usaha komersial, umumnya cabe rawit dibudidayakan di lahan tegalan dan persawahan. Namun , jika sekedar bertanam untuk keperluan sendiri, cabe rawit sudah lumrah ditanam di pekarangan rumah. Pada dasarnya tanaman perdu ini memang mudah penanganannya dan ada manfaatnya. Selain ditanam di tanah pekarangan, cabe rawit juga dapat di budidayakan dalam pot. Jadi, jika anda sama sekali tidak mempunyai sisa lahan untuk bertanam, tempatkan saja pot-pot cabe rawit di teras atau di teritisan. 
Penanaman cabe rawit dalam pot juga tidak memerlukan keterampilan khusus. Bahan yang perlu di siapkan adalah media tanam, wadah penanaman (pot), bibit, pupuk, air, dan alat sederhana untuk bertanam. Alat utama yang perlu di sediakan antara lain cetok (sendok semen), alat siram/gembor, semprotan (sprayer) untuk menyemprotkan pupuk daun serta membasmi hama dan penyakit. Gunting di perlukanuntuk pemungutan hasil.
Tahapan penanaman cabe rawit dalam pot adalah sebagai berikut.
Menyiapkan Pot Dan Media Tanam
Penanaman cabe rawit dalam pot diawali dengan persiapan lahan. Lahan ini tentu saja berupa media tanam dan pot.
Memilih Pot
Pot sebagai wadah tanam berfungsi sebagai tempat bercokolnya tanaman. Sebagai tempat bercokol sekaligus sebagai tempat hidupnya, pot harus memenuhi beberapa persyaratan agar tanaman dapat hidup dengan baik. Antara lain, ukuran pot harus di sesuaikan dengan daya kembang akar tanaman. Pot tanaman cabe rawit idealnya berdiameter 40 cm dengan kedalaman 50 cm. Namun, berdasarkan uji coba yang kami lakukan, cabe rawit masih dapat tumbuh baik dan berbuah cukup lebat dalam pot berdiameter 15 cm dan tinggi 20 cm.
Selain ukuran, pot sebagai wadah tanaman juga harus mampu menjaga kondisi media tanam agar tetap basah sesuai kebutuhan tanaman. Jadi, tanah di dalamnya tidak boleh terlalu basah atau terlalu kering. Dengan demikian, dibutuhkan pot yang dapat menyimpan air dan membuang kelebihannya. Biasanya, lubang pembuangan air siraman berada di dasar pot. Namun, kami mencoba menggunakan pot dengan pembuangan berada di dinding pot. Lubang pembuangan air ini dibuat pada dinding pot sekitar 1/3-1/2 tinggi pot. Jika pot yang tersedia sudah berlubang pada dasarnya, tutup lubang itu, lalu buat lubang baru pada dinding pot. Buat sebanyak 3-4 lubang, dengan ukuran di sesuaikan ukuran pot, antara 2-15 mm. Sebagai ruang bernapas perakaran tanaman, sisakan ruang di atas lubang pot. Dengan demikian tanaman tidak mudah mati kerena kekeringan atau tergenang air.
Secara umum, persyaratan pot yang baik adalah tidak mudah pecah, dapat mengalirkan air yang berlebihan, dapat menahan air sesuai kebutuhan tanaman, memungkinkan di pindah tempatkan, dan tidak menyerap panas terlalu tinggi. Berdasarkan persyaratan tersebut, dapat digunkan pot yang berbahan plastik, gerabah, semen, maupun keramik. Pot-pot tersebut dapat diperoleh di tempat penjualan tanaman. Kita dapat juga memanfaatkan kaleng plastik bekas wadah cat tembok, ember plastik, dan juga polibag uantuk menanam cabe rawit.
Menyiapkan Media Tanam
Media tanam merupakan tempat hidup dan tumbuhnya tanaman . media tanam dapat berupa tanah, pasir, sabut, arang, dan sebagainya. Tanaman angrek misalnya, media tumbuhnya bukan tanah, melainkan sabut. Tanaman hidropinik media tanamnya berupa pasir atau kerikil.
Tanaman cabai rawit dalam pot kebanyakan menggunakan tanah sebagai media tanam utama. Untuk menyuburkan dan memperbaiki kualitasnya, campurkan pupuk organik padat (kompos atau kandang), sekam atau arang sekam, atau pasir. Komposisi campuran tergantung bahan yang tersedia, sebab setiap lokasi memiliki jenis tanah yang berbeda. Secara sederhana, ada 3 jenis tanah yang cocok untuk menanam cabe rawit dalam pot, yakni tanah kebun, tanah liat, dan tanah pasir. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
Tanah kebun
Tanah kebun adalah tanah yang berasal dari kebun atau pekarangan rumah kita, tetapi bukan berupa tanah timbunan. Tanah kebun umumnya sangat subur dan memiliki unsur hara yang baik. Warna hitam kecokelatan merupakan ciri tanah kebun yang subur. Jenis tanah ini adalah perpaduan dari tanah liat, pasir, dan pupuk alam. Struktur tanahnya tidak keras, tapi remah atau gembur.
Sebagai media tanam, sebaiknya ambil tanah dari lapisan teratas. Bagian yang teratas inilah yang memiliki tingkat kesuburan paling tinggi. Tanah kebun yang subur dapat langsung di gunakan sebagai media tanam untuk mengisi pot. Namun sebaiknya tanah kebun disterilkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam pot. Caranya, campur tanah dengan fungisida (pembasmi jamur) dan insektisida (pembasmi serangga).
Tanah Liat
Tanah liat umumnya kurang subur karena hanya sedikit mengandung zat organik. Warna tanah ini cokelat kemerah-merahan atau cokelat keputih-putihan. Tanah liat sangat kuat menyekat air sehingga menghambat sirkulasi udara di dalamnya. Akibatnya stuktur tanah menjadi padat dan lengket sehingga sukar ditembus oleh akar tanaman. Meskipun tanah liat hanya sedikit mengandung unsur hara makro, namun kaya akan unsur hara mikro. Jadi, masih dapat dimanfaatkan sebagai media tanam dalam pot. Untuk mengatasi  kekurangan unsur hara makro, tambahkan pupuk kandang atau pupuk kompos. Sementara untuk mengatasi kepadatannya, campur tanah dengan pasir atau tanah berpasir sehingga sirkulasi udara di dalamnya diperbaiki.
  Tanah Pasir
Tanah pasir umumnya terdapat di kawasan lereng perbukitan. Tanah jenis ini bersifat remah dan gembur karena kandungan pasirnya cukup banyak. Maka itu,tanah ini berongga sehingga sirkulasi udara di dalamnya lancar.
Kelemahan tanah pasir adalah kurang mampu menyimpan air. Akibatnya , jika di siram air langsung merembes kebawah. Juga bila terkena sengatan matahari, tanah pasir mudah kering. Jadi, tanah ini kurang baik untuk di pakai langsung sebagai media tanam dalam pot. Untuk mengatasinya, campur tanah pasir dengan tanah liat atau tanah kebun dan kompos. Tanah liat berfungsi untuk mengikat air, sedangkan kompos sebagai sumber unsur hara.
Mengisikan Media Tanam
Media tanam yang akan di isikan kedalam pot harus telah memenuhi syarat kebutuhan hidup tanaman. Yakni, harus cukup gembur, cukup mengandung unsur hara, dan bebas dari sumber hama dan penyakit. Karena kondisi  tanah di setiap tempat sering kali tidak sama, tanah perlu di olah sehingga diperoleh campuran yang baik sebagai media tanam.
Kondisi pH media tanam juga harus memenuhi syarat untuk pertumbuhan tanaman cabe rawit, yaitu pada kisaran 5-7. Jika pH media dibawah 5, tambahkan kapur dolomit atau kalsit. Jumlahnya disesuaikan dengan kondisi pH tanah. Sebaliknya, jika pH media tanam di atas 7, netralkan dengan belerang. Derajat keasaman (pH) tanah dapat diperiksa dengan alat pH meter. Namun untuk memudahkan, bila mengambil tanah untuk media tanam, pilih saja tanah yang ditumbuhi tanaman dengan baik.
Alternatif campuran media tanam tergantung tingkat kesuburan tanah yang digunakan. Misalnya, jika tanah kebun setempat sudah subur dan porous, bisa digunakan langsung tanpa campuran media lainnya. Sementara, tanah setempat yang miskin unsur hara, alias sangat tidak subur, perlu dicampur pupuk kandang cukup banyak. Berikut beberapa alternatif komposisi media tanam.
·         Campuran tanah kebun, pasir/sekam, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).
·         Campuran tanah liat, pasir/sekam, pupuk kandang, dan kompos (1 : 1 : 1 : 1).
·         Campuran tanah pasir dan pupuk kandang (1 : 1).
·         Campuran tanah kebun, tanah pasir, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).
·         Campuran tanah kebun, pupuk kandang, dan kompos (2  : 1 : 1).
·         Campuran tanah liat, pasir/sekam, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).
·         Campuran tanah kebun, pasir/sekam, dan kompos (1 : 1 : 1)
Menanam Cabe rawit
Sebelum menanam bibit cabe rawit, siapkan wadah (pot) dan media tanam terlebih dahulu. Lalu, isikan media tanam kedalam pot sampai sebatas leher pot. Bagian dasar yang telah tak berlubang boleh diisi dengan pecahan bata merah atau genteng. Ambil bagian tengahnya, buat lubang sesuai dengan besarnya media semai yang akan ditempatkan dalam pot tersebut. Selanjutnya, siapkan bibit cabe rawit yang akan ditanam.
Pemindahan bibit dari persemaian ke pot permanen sebaiknya di lakukan pada sore hari. Keluarkan bibit cabe rawit beserta media semainya dari wadah semai atau polybag. Caranya, jungkirkan wadah bibit dengan posisi bibit berada diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri. Lalu tepuk-tepuk pantat polybag agar bibit bersama media semainya melorot dan keluar dari polybag secara perlahan. Untuk memudahkan pelepasan bibit dari polybag, siram media semai terlebih dahulu dan tunggu hingga airnyan meresap. Cara lain yang bisa di lakukan, celupkan polibag kedalam air.
Masukan bibit beserta media tanamnya tepat di cekungan yang terdapat pada media tanam dalam pot permanen. Tambahkan tanah pada bagian yang masih bercelah sambil ratakan bagian atasnya. Sedikit padatkan media tanamnya sehingga bibit cukup kokoh posisinya. Setelah penanaman, siram bibit dengan air hingga tanahnya terbasahi merata. Bibit yang baru dipindah tanamkan ini seyogianya diletakkan di tempatkan yang teduh. 

1 comment:

  1. Dengan cara tanam yang sama kadang hasil bisa berbeda gan... ketekunan juga sangat berpengaruh pada hasil... Salam Sukses...
    Halotani

    ReplyDelete