Tidak banyak berbeda dengan tanaman di ladang, tanaman dalam pot pun tak luput dari serangan hama. Hanya intensitasnya tidak
separah di ladang karena penanaman dalam pot, apalagi disekitar rumah,
serangannya bisa terditeksi lebih dini.
Hama dapat menyerang tanaman setiap saat.
Akibat serangannya,tanaman dalam pot dapat mati sebelum berproduksi. Sementara,
serangan pada tanaman dewasa dapat menghambat pertumbuhan atau menurunkan
produksi tanaman . maka dari itu, diperlukan pengamatan yang seksama terhadap
tanaman sehingga bila terjadi serangan hama atau penyakit dapat di tanggulangi
dengan cepat.
Hama
Hama adalah semua bintang yang mengganggu dan
merugikan tanaman yang diusahakan manusia. Hama tanaman dalam pot umumnya
berupa kutu, seranggga, ulat, dan kumbang. Hama yang sering menyerang tanaman
cabai rawit dalam pot adalah kutu daun. Meskipun demikian, serangan hama
lainnya juga tidak boleh diabaikan.
Kutu Daun
(myzus persicae sulz)
Kutu daun sangat kecil ukurannya, yang dewasa
ukurannya sekitar 2 mm. Ada dua jenis kutu daun, bersayap dan tanpa sayap. Kutu
daun yang bersayap bervariasi warnanya, antara lain kuning, merah, dan hijau.
Kutu yang bersayap hanya satu warna,yaitu berwarna hitam. Kutu ini cepat
berkembang biak karena telurnya dapat menetas tanpa pekawinan atau secara
partegonesis.
Hama tanaman ini menyerang tanaman dengan
menghisap cairan daun, pucuk tanaman,tangkai bunga, dan bagian tanaman lainnya.
Kutu ini suka berlindung di sisi bawah daun sambil menghisap cairannya.
Binatang kecil ini juga mengeluarkan cairan manis, semacam madu. Oleh
karenanya, kehadiran kutu ini biasanya diikuti dengan munculnya semut yang
mengitarinya. Jadi lebih mudah terditeksi. Celakanya, cairan manis itu sering
diikuti dengan munculnya cendawan hitam. Akibatnya, proses fotosintesis dapat
terhalang. Repotnya, selain menyerang tanaman secara langsung, kutu daun ini
juga berperan sebagai penyebar virus penyakit.
Kutu daun menyerang tanaman tanpa mengenal
waktu, tetapi ledakannya terjadi pada musim kemarau. Daun yang terserang akan
mengerut, keriting, dan kerdil. Selanjutnya, pertumbuhan tnaman akan terhambat.
Bila menyerang tangkai bunga, bunga akan menguning dan rontok, jika menyerang
tanaman yang sedang berbuah, akan merosot produksi cabainya.
Untuk mengatasi serangan hama ini, pangkas
bagian tanaman yang terserang berat. Jika serangan cukup parah, pengendaliah
secara kimiawi bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
Berdasarkan pengalaman kami, kutu daun dapat
dibasmi dengan larutan sabun cair yang biasa digunakan untuk cuci piring.
Caranya mudah, encerkan 1 sendok teh sabun cair dengan 1 liter air. Lalu
semprotkan larutan ini tepat pada bagian tanaman yang berkutu daun. Dengan
dosis yang tepat kutu akan mati. Penyemprotan dapat dilakukan menggunakan
handsprayer
Thrips (thrips
tabacci)
Hama thrips berukuran kecil. Thrips yang telah
dewasa ukuran panjang tubuhnya hanya sekitar 1 mm. Warna hama ini kuning colat
kehitaman. Binatang kecil iniberkembang biak secara partenogesis, tanpa
pembuahan sel telur.serangga ini meletakkan telurnya di permukaan daun secara
terpencar.
Hama thrips menyerang daun tanaman, terutama
daun-daun muda. Serangga ini kadang-kadang juga berperan sebagai vektor
(penular penyakit yang disebabkan oleh virus).
Ledakan populasi hama ini terjadi pada musim
kemarau. Jiak terjadi hujan lebat, jumlahnya akan berkurang dengan sendirinya.
Penyebaran hama ini sangat cepat atas baantuan angin ataupun manusia.
Pada daun yang terserang hama thrips mula-mula
timbul bintik-bintik putih keperakan, mirip bekas tusukan jarum. Noda yang
tidak beraturan ini akibat dimakan serangga tersebut. Beberapa waktu kemudian,
noda tersebut berubah warna menjadicokelat tembaga. Akibat selanjutnya, daun
yang terhisap cairannya akan keriput dan menggulung ke atas. Helaian daun dan
pucuk yang terserang akan mengeriting, berwarna cokelat, dan akhirnya mati.
Seperti halnya kutu daun, hama ini dapat
dibasmi dengan menyemprotkan insektisida. Selain itu juga bisa dissemprot
dengan larutan sabun pencuci piring yang diencerkan dengan air. Gunakan dosis
yang sama dengan yang digunakan untuk membasmi kutu daun. Atau, cobakan
terlebih dahulu pada semut. Bila bisa mematikan semut, berarti juga akan bisa
mematikan hama thrips. Harus diingat bahwa campuran larutan ini harus pas, jika
terlalu encer tidak akn mematikan hama, dan bila terlalu pekat akan mematikan
daun.
Ulat Grayak
(spodoptera litura)
Hama ini disebut ulat grayak sebab
selaluberamai-rami jika menyerbu tanaman, menjarah bareng layaknya perampok.
Serangannya terjadi pada malam hari sehingga pagi harinya tanaman sudah rusak,
sedangkan ‘perampoknya’ sudah pergi tanpa jejak, menyelinap bersembunyi di
dalam tanah. Ulat grayak termasuk famili Noctuidae, yang artinya burung hantu.
Selain menyerang tanaman cabai hama ini juga
menyerang tanaman padi,tembakau, tomat, kacang tanah, kedelai, jeruk, dan
bawang merah. Telurnya diletakkan pada permukaan daun dan menetas dalam waktu
3-5 hari. Saat menetas hama ini hidup menggerombol, tetapi beberapa hari
kemudian mereka menyebar untuk mencari makan.
Setelah ulat berumur 2 minggu, panjangnya
ekitar 5 cm. Warna ulat bervariasi, yakni hijau kehitaman, putih kehitaman, dan
coklat. Ulat grayak muda memakan epidermis daun bagian bawah, sedangkan bagian
atasnya ditinggalkan. Namun setelah tua, serangannya bisa membabi buta, melahap
seluruh bagian daun, ranting, batang muda, bunga, maupun buah. Stadium ulat
berlangsung sekitar 13-19 hari,kemudian berkekompong di dalam tanah selama 6-10
hari, dan akhirnya berubah wujud menjadi ngengat. Serangga ini pada malam hari
bisa terbang sejauh 5 km. Serangan awal ulat grayak di tandai dengan adanya
bercak putih yang menerawang pada daun krena hanya epidermis daun bagian bawah
yang dilahapnya. Tahap berikutnya, serangan dapat mengganas dan tanaman menjadi
gundul tanpa daun. Pada tahap ini buah pun ikut di serbu, ditandai dengan
adanya lubang tak beraturan pada permukaan buah.
Pemberantasan secara mekanis dilakukan dengan
jalan mengambil telurdan larvanya yang baru menetas untuk di musnahkan. Jangan
sampai terlambat mengambil tindakan ini. Setelah besar, ulat akan bersembunyi
di dalam tanah saat siang hari sehingga akan lebih repot untuk memberantasnya.
Selain itu, jaga selalu kebersihan lingkungan tempat tanaman tumbuh. Babat
gulma yang bisa menjadi tempat bersembunyi dan berkembang biak hama ini. Secara
kimiawi, untuk membasmi hama ini semprotkan insektisida dengan dosis yang pas
agar hama ini mati dan tidak mengganggu tanaman lagi.
Ulat Buah
(Heliothis armigera Hubner)
Ulat ini menyerang segala tanaman, antara lain
kentang, tomat, dan beragam sayuran. Biasanya hama ini melubangi buah. Warnanya
bervariasi, ada yang hijau kekuningan, hijau kecoklatan, cokelat muda, bahkan
cokelat tua kehitaman. Tubuhnya tertutup bulu-bulu halus dan kutil.
Ngengat dari ulat ini menghisap madu bunga dan
bertelur pada tanaman yang sedang berbunga. Telur yang berbentuk bulat itu di
letakkan di bagian atas tanaman inang. Setelah menetas, larva turun ke bawah,
memnyusup ke dalam buah dan memakannya. Ulat buah dewasa turun ke tanah dan
berkepompong di sana.
Buah yang terserang akan berlubang-lubang kecil-kecil, tetapi
khas dan jelas. Lubang ini adalah bekas jalan masuk ulat kedalam buah. Sering
kali, buah kemudian menjadi busuk terinfeksi oleh jamur.
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan
mengambil telur dan ulatnya untuk dimusnahkan. Sanitasi lingkungan juga mesti
selalu dijaga. Secara kimaiwi, semprot tanaman yang terserang dengan
insektisida dengn takaran dosis yang pas.
Lalat Buah (Dacus
dorsalis)
Lalat ini juga disebut lalat buah Asia. Di
Indonesia, hama ini juga termasuk kategori hama perusak. Panjang badan lalat
buah dewasa sekitar 6-8 mm. Bantangan sayapnya mencapai 7 mm. Bagian atas perut
berwarna cokelatmuda dengan garis melintang cokelat tua. Bagian dadanya
berwarna cokelat tua dengan bercak kuning.
Lalat betina akan memasukkan telurnya yang
berjumlah 10-15 ke dalam buah. Telur berwarna putih, bentuk memanjang sekitar
1,2 mm, dan runcing pada kedua ujungnya. Belatung muda berwarna putih dan
menjadi kekuningan setelah dewasa. Panjang belatung dewasa mencapai 10 mm dan
suka melenting. Larva ini mendekan di dalam buah selama seminggu. Kemudian ke
luar dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk menjelma menjadi pupa. Setelah
bertapa selama 10 hari, pupa berubah menjadi lalat. Lalat betina pada usia
sekitar seminggu mulai bertelur.
Buah tempat bersarangnya telur lalat akan
ditandai dengan adanya bercak bulat hitam pada pangkalnya .Bercak ini adalah
bekas tusukan lalat ketika menyusupkan telurnya ke dalam buah. Setelah menetas,
larvanya akan melahap isi buah. Akibat selanjutnya, buah menjadi cacat, berair, busuk, dan bisa terjadi
kerontokan.
Untuk mengatasi hama ini, kumpulkan buah yang
telah terserang hama ini lalu bakar. Cara lainnya adalah dengan memasang umpan
protein hidrolisat. Campur umpan ini dengan insektisida sehingga saat
memakannya lalat akan mati. Penyemprotan insektisida hanya berlaku untuk lalat
saja. Telur dan larvanya aman berada didalam buah.
Tungau Merah(tetranycusbimaculatus)
Meskipun dinamai tungau merah, tungau ini
tidak semuanya berwarna merah, ada yang hijau atau kuning kecokelatan. Hanya
akibat serangannya, daun berubah warna menjadi merah karat. Ukuran tungau merah
ini kurang dari 1 mm. Pada musim kemarau perkembangannya sangat pesat, tetapi
ketika turun hujan lebat populasinyanakan turun drastis. Tungau ini mudah
menyebar karena bisa terbawa angin,manusia, hewan, alat pertanian, maupun
biji-bijian.
Tungau menyerang daun, tunas muda, dan pucuk
tanaman. Bagian yang terserang akan tidak normal pertumbuhannya. Daun yang
terserang berubah warna, kaku, dan mengeriting. Sementara pucuk tanaman yang
terserang akan meranggas dan mati.
Pengandalian hama tungau dapat dilakukan
dengan menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak. Gunakan dosis
sesui dengan anjuran dan kebutuhan.
Belalang
Belalang termasuk hamapemakan aneka jenis
tumbuhan (polifag). Hama ini secara berkelompok sering menyerang tanaman.
Akibatnya, tanaman bisa rusak cukup parah. Jika yang diserang dalah tanaman di
persemaian, tunas-tunasnya akan putus dan tanaman tidak dapat tumbuh sempurna.
Umumnya, belalang bertelur pada awal musim
kemarau dan menetas pada awal musim hujan. Telur dimasukkan ke dalam tanah.
Setelah menetas, belalangmuda (nimfa) akan keluar dari tanah dan naik kepohon
secara perlahan.sesampainya di daun, belalang muda mulai menggerogoti daun.
Nimfa dan imago (serangga dewasa) biasanya menyerang tanaman secara
bersama-sama.
Akibat serangannya, pada daun-daun tanaman
terdapat lubang bekas gigitan belalang. Di lapangan sering kali tanaman cabai
mengalami rusak berat karena diserbu gerombilan belalang. Namun, cabai yang
ditanam di seputar rumah jarang mengalami serangan yang ganas.
Secara mekanis, nimfa dan belalang dewasa di
tangkap dan di bunuh. Secara kimiawi, tanaman disemprot dengan insektisida
berupa cairan yang di semprotkan. Atau bisa juga dengan menaburkan insektisida
butiran pada permukaan tanah.