Sunday, 24 May 2015

Hama Pada Tumbuhan Dalam Pot




Tidak banyak berbeda dengan tanaman  di ladang, tanaman dalam pot pun tak luput  dari serangan hama. Hanya intensitasnya tidak separah di ladang karena penanaman dalam pot, apalagi disekitar rumah, serangannya bisa terditeksi lebih dini.
Hama dapat menyerang tanaman setiap saat. Akibat serangannya,tanaman dalam pot dapat mati sebelum berproduksi. Sementara, serangan pada tanaman dewasa dapat menghambat pertumbuhan atau menurunkan produksi tanaman . maka dari itu, diperlukan pengamatan yang seksama terhadap tanaman sehingga bila terjadi serangan hama atau penyakit dapat di tanggulangi dengan cepat.
Hama
Hama adalah semua bintang yang mengganggu dan merugikan tanaman yang diusahakan manusia. Hama tanaman dalam pot umumnya berupa kutu, seranggga, ulat, dan kumbang. Hama yang sering menyerang tanaman cabai rawit dalam pot adalah kutu daun. Meskipun demikian, serangan hama lainnya juga tidak boleh diabaikan.
Kutu Daun (myzus persicae sulz)

Kutu daun sangat kecil ukurannya, yang dewasa ukurannya sekitar 2 mm. Ada dua jenis kutu daun, bersayap dan tanpa sayap. Kutu daun yang bersayap bervariasi warnanya, antara lain kuning, merah, dan hijau. Kutu yang bersayap hanya satu warna,yaitu berwarna hitam. Kutu ini cepat berkembang biak karena telurnya dapat menetas tanpa pekawinan atau secara partegonesis.
Hama tanaman ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan daun, pucuk tanaman,tangkai bunga, dan bagian tanaman lainnya. Kutu ini suka berlindung di sisi bawah daun sambil menghisap cairannya. Binatang kecil ini juga mengeluarkan cairan manis, semacam madu. Oleh karenanya, kehadiran kutu ini biasanya diikuti dengan munculnya semut yang mengitarinya. Jadi lebih mudah terditeksi. Celakanya, cairan manis itu sering diikuti dengan munculnya cendawan hitam. Akibatnya, proses fotosintesis dapat terhalang. Repotnya, selain menyerang tanaman secara langsung, kutu daun ini juga berperan sebagai penyebar virus penyakit.
Kutu daun menyerang tanaman tanpa mengenal waktu, tetapi ledakannya terjadi pada musim kemarau. Daun yang terserang akan mengerut, keriting, dan kerdil. Selanjutnya, pertumbuhan tnaman akan terhambat. Bila menyerang tangkai bunga, bunga akan menguning dan rontok, jika menyerang tanaman yang sedang berbuah, akan merosot produksi cabainya.
Untuk mengatasi serangan hama ini, pangkas bagian tanaman yang terserang berat. Jika serangan cukup parah, pengendaliah secara kimiawi bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
Berdasarkan pengalaman kami, kutu daun dapat dibasmi dengan larutan sabun cair yang biasa digunakan untuk cuci piring. Caranya mudah, encerkan 1 sendok teh sabun cair dengan 1 liter air. Lalu semprotkan larutan ini tepat pada bagian tanaman yang berkutu daun. Dengan dosis yang tepat kutu akan mati. Penyemprotan dapat dilakukan menggunakan handsprayer
Thrips (thrips tabacci)

Hama thrips berukuran kecil. Thrips yang telah dewasa ukuran panjang tubuhnya hanya sekitar 1 mm. Warna hama ini kuning colat kehitaman. Binatang kecil iniberkembang biak secara partenogesis, tanpa pembuahan sel telur.serangga ini meletakkan telurnya di permukaan daun secara terpencar.
Hama thrips menyerang daun tanaman, terutama daun-daun muda. Serangga ini kadang-kadang juga berperan sebagai vektor (penular penyakit yang disebabkan oleh virus).
Ledakan populasi hama ini terjadi pada musim kemarau. Jiak terjadi hujan lebat, jumlahnya akan berkurang dengan sendirinya. Penyebaran hama ini sangat cepat atas baantuan angin ataupun manusia.
Pada daun yang terserang hama thrips mula-mula timbul bintik-bintik putih keperakan, mirip bekas tusukan jarum. Noda yang tidak beraturan ini akibat dimakan serangga tersebut. Beberapa waktu kemudian, noda tersebut berubah warna menjadicokelat tembaga. Akibat selanjutnya, daun yang terhisap cairannya akan keriput dan menggulung ke atas. Helaian daun dan pucuk yang terserang akan mengeriting, berwarna cokelat, dan akhirnya mati.
Seperti halnya kutu daun, hama ini dapat dibasmi dengan menyemprotkan insektisida. Selain itu juga bisa dissemprot dengan larutan sabun pencuci piring yang diencerkan dengan air. Gunakan dosis yang sama dengan yang digunakan untuk membasmi kutu daun. Atau, cobakan terlebih dahulu pada semut. Bila bisa mematikan semut, berarti juga akan bisa mematikan hama thrips. Harus diingat bahwa campuran larutan ini harus pas, jika terlalu encer tidak akn mematikan hama, dan bila terlalu pekat akan mematikan daun.
Ulat Grayak (spodoptera litura)

Hama ini disebut ulat grayak sebab selaluberamai-rami jika menyerbu tanaman, menjarah bareng layaknya perampok. Serangannya terjadi pada malam hari sehingga pagi harinya tanaman sudah rusak, sedangkan ‘perampoknya’ sudah pergi tanpa jejak, menyelinap bersembunyi di dalam tanah. Ulat grayak termasuk famili Noctuidae, yang artinya burung hantu.
Selain menyerang tanaman cabai hama ini juga menyerang tanaman padi,tembakau, tomat, kacang tanah, kedelai, jeruk, dan bawang merah. Telurnya diletakkan pada permukaan daun dan menetas dalam waktu 3-5 hari. Saat menetas hama ini hidup menggerombol, tetapi beberapa hari kemudian mereka menyebar untuk mencari makan.
Setelah ulat berumur 2 minggu, panjangnya ekitar 5 cm. Warna ulat bervariasi, yakni hijau kehitaman, putih kehitaman, dan coklat. Ulat grayak muda memakan epidermis daun bagian bawah, sedangkan bagian atasnya ditinggalkan. Namun setelah tua, serangannya bisa membabi buta, melahap seluruh bagian daun, ranting, batang muda, bunga, maupun buah. Stadium ulat berlangsung sekitar 13-19 hari,kemudian berkekompong di dalam tanah selama 6-10 hari, dan akhirnya berubah wujud menjadi ngengat. Serangga ini pada malam hari bisa terbang sejauh 5 km. Serangan awal ulat grayak di tandai dengan adanya bercak putih yang menerawang pada daun krena hanya epidermis daun bagian bawah yang dilahapnya. Tahap berikutnya, serangan dapat mengganas dan tanaman menjadi gundul tanpa daun. Pada tahap ini buah pun ikut di serbu, ditandai dengan adanya lubang tak beraturan pada permukaan buah.
Pemberantasan secara mekanis dilakukan dengan jalan mengambil telurdan larvanya yang baru menetas untuk di musnahkan. Jangan sampai terlambat mengambil tindakan ini. Setelah besar, ulat akan bersembunyi di dalam tanah saat siang hari sehingga akan lebih repot untuk memberantasnya. Selain itu, jaga selalu kebersihan lingkungan tempat tanaman tumbuh. Babat gulma yang bisa menjadi tempat bersembunyi dan berkembang biak hama ini. Secara kimiawi, untuk membasmi hama ini semprotkan insektisida dengan dosis yang pas agar hama ini mati dan tidak mengganggu tanaman lagi.
Ulat Buah (Heliothis armigera Hubner)

Ulat ini menyerang segala tanaman, antara lain kentang, tomat, dan beragam sayuran. Biasanya hama ini melubangi buah. Warnanya bervariasi, ada yang hijau kekuningan, hijau kecoklatan, cokelat muda, bahkan cokelat tua kehitaman. Tubuhnya tertutup bulu-bulu halus dan kutil.
Ngengat dari ulat ini menghisap madu bunga dan bertelur pada tanaman yang sedang berbunga. Telur yang berbentuk bulat itu di letakkan di bagian atas tanaman inang. Setelah menetas, larva turun ke bawah, memnyusup ke dalam buah dan memakannya. Ulat buah dewasa turun ke tanah dan berkepompong di sana.
Buah yang terserang  akan berlubang-lubang kecil-kecil, tetapi khas dan jelas. Lubang ini adalah bekas jalan masuk ulat kedalam buah. Sering kali, buah kemudian menjadi busuk terinfeksi oleh jamur.
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan mengambil telur dan ulatnya untuk dimusnahkan. Sanitasi lingkungan juga mesti selalu dijaga. Secara kimaiwi, semprot tanaman yang terserang dengan insektisida dengn takaran dosis yang pas.
Lalat Buah (Dacus dorsalis)  

Lalat ini juga disebut lalat buah Asia. Di Indonesia, hama ini juga termasuk kategori hama perusak. Panjang badan lalat buah dewasa sekitar 6-8 mm. Bantangan sayapnya mencapai 7 mm. Bagian atas perut berwarna cokelatmuda dengan garis melintang cokelat tua. Bagian dadanya berwarna cokelat tua dengan bercak kuning.
Lalat betina akan memasukkan telurnya yang berjumlah 10-15 ke dalam buah. Telur berwarna putih, bentuk memanjang sekitar 1,2 mm, dan runcing pada kedua ujungnya. Belatung muda berwarna putih dan menjadi kekuningan setelah dewasa. Panjang belatung dewasa mencapai 10 mm dan suka melenting. Larva ini mendekan di dalam buah selama seminggu. Kemudian ke luar dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk menjelma menjadi pupa. Setelah bertapa selama 10 hari, pupa berubah menjadi lalat. Lalat betina pada usia sekitar seminggu mulai  bertelur.
Buah tempat bersarangnya telur lalat akan ditandai dengan adanya bercak bulat hitam pada pangkalnya .Bercak ini adalah bekas tusukan lalat ketika menyusupkan telurnya ke dalam buah. Setelah menetas, larvanya akan melahap isi buah. Akibat selanjutnya, buah menjadi  cacat, berair, busuk, dan bisa terjadi kerontokan.
Untuk mengatasi hama ini, kumpulkan buah yang telah terserang hama ini lalu bakar. Cara lainnya adalah dengan memasang umpan protein hidrolisat. Campur umpan ini dengan insektisida sehingga saat memakannya lalat akan mati. Penyemprotan insektisida hanya berlaku untuk lalat saja. Telur dan larvanya aman berada didalam buah.
Tungau Merah(tetranycusbimaculatus)


Meskipun dinamai tungau merah, tungau ini tidak semuanya berwarna merah, ada yang hijau atau kuning kecokelatan. Hanya akibat serangannya, daun berubah warna menjadi merah karat. Ukuran tungau merah ini kurang dari 1 mm. Pada musim kemarau perkembangannya sangat pesat, tetapi ketika turun hujan lebat populasinyanakan turun drastis. Tungau ini mudah menyebar karena bisa terbawa angin,manusia, hewan, alat pertanian, maupun biji-bijian.
Tungau menyerang daun, tunas muda, dan pucuk tanaman. Bagian yang terserang akan tidak normal pertumbuhannya. Daun yang terserang berubah warna, kaku, dan mengeriting. Sementara pucuk tanaman yang terserang akan meranggas dan mati.
Pengandalian hama tungau dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak. Gunakan dosis sesui dengan anjuran dan kebutuhan.
Belalang  

Belalang termasuk hamapemakan aneka jenis tumbuhan (polifag). Hama ini secara berkelompok sering menyerang tanaman. Akibatnya, tanaman bisa rusak cukup parah. Jika yang diserang dalah tanaman di persemaian, tunas-tunasnya akan putus dan tanaman tidak dapat tumbuh sempurna.
Umumnya, belalang bertelur pada awal musim kemarau dan menetas pada awal musim hujan. Telur dimasukkan ke dalam tanah. Setelah menetas, belalangmuda (nimfa) akan keluar dari tanah dan naik kepohon secara perlahan.sesampainya di daun, belalang muda mulai menggerogoti daun. Nimfa dan imago (serangga dewasa) biasanya menyerang tanaman secara bersama-sama.
Akibat serangannya, pada daun-daun tanaman terdapat lubang bekas gigitan belalang. Di lapangan sering kali tanaman cabai mengalami rusak berat karena diserbu gerombilan belalang. Namun, cabai yang ditanam di seputar rumah jarang mengalami serangan yang ganas.
Secara mekanis, nimfa dan belalang dewasa di tangkap dan di bunuh. Secara kimiawi, tanaman disemprot dengan insektisida berupa cairan yang di semprotkan. Atau bisa juga dengan menaburkan insektisida butiran pada permukaan tanah.

No comments:

Post a Comment