Monday, 25 May 2015

Penyakit Pada Tanaman Dalam Pot




Sama halnya dengan Hama Pada Tanaman Dalam Pot, Penyakit Pada Tanaman Dalam Pot juga merupakan hal yang paling tidak di sukai oleh petani rumahan. Ada baiknya kita mengenal penyakit yang menyerang tanaman kita terlebih dahulu, agar kita dapat menanganinya dengan baik.
Tanaman dikategorikan sakit jiak mengalami perubahan pada sebagian organ atau seluruh tanaman. Misalnya, tanaman yang biasanya segar tiba-tiba menjadi layu,atau daun dan bunganya banyak yang rontok, daunnya kerdil atau bebercak-bercak, dan sebagainya.
Jenis Dan Penyebab Penyakit 
Penyebab sakit bermacam-macam, di antaranya karena cendawan, virus, bakteri, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan sinar matahari, kekurangan atau kelebihan unsur hara, dan sebagainya. Penyakit tanaman bisa bersifat lokal atau menyebar ke seluruh bagian tanaman (penyakit sistemik).
Beberapa penyakit yang sering menimpa tanaman cabai rawit adalah busuk buah, layu, bercak daun, atau penyakit fisiologis. Berikut jenis-jenis penyakit yang sering menyerang tanaman dalam pot, dan cara penanganannya.
Bercak Daun 


Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan cercospora capsici. Tanaman yanag terserang tanaman ini akan di tumbuhi bercak-bercak bulat kecil pada daunnya. Bercak berwarna abu-abu tua itu lama-kelamaan akan membesar. Akibat selanjutnya, daun akan menguning dan akhirnya bisa jadi gugur.
Pada musim hujan penyakit ini bisa berkembang lebih cepat. Tanaman yang terserang  bercak daun produksi buahnya akan menurun. Serangan yang lebih parah akan mengakibatkan kematian.
Langkah awal untuk mencegah bercak daun adalah menanam bibit yang sehat. Selain itu juga membersihkan lingkungan hidup tanaman, menyiangi gulma, dan mengatur jarak antar tanaman. Jika terlanjur terjadi serangan, pangkas daun yang terserang lalu bakar. Jika serangan cukup parah, semprotkan fungisida sesuai dosis yang di anjurkan.
Busuk Daun


Penyakit ini sering juga disebutpenyakit patik. Penyebabnya adalah cendawan phitophthora sp atau fusarium sp. Gejala serangan diawali dengan membusuknya daun yang berada dekat permukaan tanah. Gejala ini akan menjalar ke ranting hingga pucuk. Cendawan ini juga menyerang bunga dan buah. Akibatnya, produksi cabai akan turun, bahkan serangan berat dapat mematikan tanaman.
Langkah awal pengendalian adalah mensterilkan benih dengan merendamnyadalam air hangat selama 1 jam. Selin itu juga memperbaiki sanitasi lingkungan dan mengatur jarak peletakan pot. Jika serangan telah terjadi, pangkas dan bakar bagian tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida sesuai dosis yang di anjurkan.
Busuk Buah

Penyebab penyakitbusuk buah adalah cendawan collectotrichum capsici. Penyakit ini juga di sebut patek atau antraknose. Serangan lebih sering terjadi pada musim hujan. Bagian utama yang diserang adalah buah, mengakibatkan buah busuk.
Gejala serangan mula-mula terdapat bercak tak beraturan pada buah. Bercak ini agak terbenam dan berair. Busuk akan melabar dan kemudian muncul bisul-bisul hitam. Buah yang terkena serangan beratakan mengerut.
Untuk mencegahnya, pilih bibit yang sehat. Sebelum disemai, rendam benih dalam larutan fungisida selama 6 jam atau dalam air hangat bersuhu sekitar 55 derajat celcius selama 1 jam. Membersihkan lingkungan tumbuh tanaman juga harus selalu dilakukan. Jika tanaman terlanjur terserang berat, musnahkan agar tidak menulari tanaman lain. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan fungisida.
Layu Bakteri   

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri pseudomonas solanacearum E.F. Smith. Layu bakteri merupakan penyakit pembuluh pengangkut air. Penyakit ini menyerang pembuluh pangangkut air pada tanaman. Akibatnya, bakteri akan memenuhipembuluh tersebut sehingga jalannya air akan terhambat. Kaerana air tidak sampai ke daun akhirnya terjadi kelayuan. Itulah sebabnya penyakit ini di sebut layu bekteri. Penyebaran penyakit ini dapat melalui benih, bibit tanaman yang sakit, air, nematoda, serangga, pupuk kandang atau kompos, maupun alat pertanian.
Gejala awalnya, terjadi kelayuan mendadak pada pucuk dan daun-daun muda. Kelayuan ini akan segera merembet ke daun tua, bahkan sempai ke seluruh bagian tanaman. Akhirnya, tanaman yangterserang akan mati layu. Serangan hebat terjadi bila suhu dan kelembaban udara tinggi, apalagi media tanam becek.
Serangan layu bakteri dapat diditeksi dengan cara memotongbatang tanaman yang terkena penyakit. Penampang potongan tersebut akan tampak berwarna cokelat dan bila dipijat atau dimasukkan kedalam air akan mengeluarkan lendir putih kotor yang berisi jutaan bakteri. Akan tetapi, bila saat direndam tidak mengeluarkan air, berarti tanaman tersebut bukan terserang penyakit layu bakteri, melainkan layu cendawan fusarium.
Untuk mencegah terjadinya serangan, gunakan biji yang bebas penyakit. Sebelum ditanam, rendam benih atau bibit dalam larutan bakterisida, dengan konsentrasi sepertiga dari dosis anjuran. Lama perendaman kira-kira 15 menit. Gunakan campuran media tanam yang benar dengan sistem drainase yang baik sehingga tidak becek. Jika terjadi serangan, segara cabut tanaman yang sakit dan musnahkan untuk mencegah penularan. Semprot tanaman yang belum tampak sakit dengan larutan bakterisida bada batangnya.
Penyakit Virus

Penyakit ini disebut juga penyakit mosaik. Penyebabnya adalah virus. Virus ini biasa menyerang tanaman seperti, mentimun, kentang, tembakau, cabai, dan tomat. Penularan terjadi melalui biji yang tercemar vurus, alat-alat kerja, akar tanaman yang tercemar, manusia, maupun seranggga penular (vektor).
Gejala umum yang tampak antara lain pertumbuhan tanaman terhambat, ukuran daun mengecil, daun berbelang-belang hijau tua dan hijau muda, serta tepinya bergelombang.
Cara pengendaliannya, bersihkan tanaman liar di sekitar tanaman. Gunakan biji yang bebas virus dengan merendamnya dalam larutan 10% natrium fosfat selama 20 menit. Jika sudah terjadi serangan, cabut tanaman yang terserang lalu bakar. Membasmi serangga vektor bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida.
Penyakit Fisiologis 

Penyakit fisioligis bukan disebabkan oleh cendawan, bakteri, maupun virus melainkan oleh situasi dan keadaan lingkungan hidup tanaman yang kurang memenuhi syarat. Karena hidup dalam pot acap kali tanaman kekurangan unsur hara tertentu. Hal ini mengakibatkan hidup tanaman tidak normal.
Sebagai contoh, kekurangan unsur nitrogen pada fase pertumbuhan akan mengakibatkan tanaman terhambat pertumbuhannya. Pada fase pembuahan, jika tanaman kekurangan unsur P dan K, pembungaan dan pembuahan tidak terjadi sebagaimana mestinya.
Kekurangan air mengakibatkan tanaman layu. Namun, bila air berlebihan sampai pada bagian media tanaman teratas akan mengancam kehidupan tanaman pula. Akar tanaman akan busuk karena tidak ada ruang untuk bernafas dan akibatnya tanaman akan mati.
Kekurangan sinar matahari akan mengakibatkan perubahan warna daun. Daun yang semula berwarna hijau cerah berubah menjadi kuning, hujau redup, atau hijau pucat. Perubahan warna ini karena kurang berfungsinya klorofil. Namun, jika intensitas sinar matahari berlebihan dapat mengakibatkan buah terbakar.
Cara pengendaliannya, isilah pot dengan ramuan media tanam yang tepat. Artinya, kandungan unsur hara didalamnya memenuhi kebutuhan hidup tanaman dan cukup remah sehingga drainasenya lancar. Perbaikan kondisi media tanam dapat dilakukan dengan dikocor larutan pupuk organik cair konsentrasi rendah secara rutin. Pemberian pupuk daun harus di sesuaikan dengan kondisi tanaman.
Pembuatan lubang pot harus sesuai sehingga tanaman tidak mudah kekurangan air dan tersedia ruang bernafas yang memadai. Jika panas terlalu terik, lakukan penyiraman ekstra agar tanaman tidak layu kekurangan air. Penempatan pot harus memperhitungkan intensitas cahaya matahari, jangan di letakkan ditempat yang terlindung sepanjang hari. Sebaiknya, paling tidak tanaman mendapatkan terpaan sinar matahari pagi langsung.

No comments:

Post a Comment