Untuk usaha komersial, umumnya cabe rawit
dibudidayakan di lahan tegalan dan persawahan. Namun , jika sekedar bertanam
untuk keperluan sendiri, cabe rawit sudah lumrah ditanam di pekarangan rumah.
Pada dasarnya tanaman perdu ini memang mudah penanganannya dan ada manfaatnya.
Selain ditanam di tanah pekarangan, cabe rawit juga dapat di budidayakan dalam
pot. Jadi, jika anda sama sekali tidak mempunyai sisa lahan untuk bertanam,
tempatkan saja pot-pot cabe rawit di teras atau di teritisan.
Penanaman cabe rawit dalam pot juga tidak
memerlukan keterampilan khusus. Bahan yang perlu di siapkan adalah media tanam,
wadah penanaman (pot), bibit, pupuk, air, dan alat sederhana untuk bertanam.
Alat utama yang perlu di sediakan antara lain cetok (sendok semen), alat
siram/gembor, semprotan (sprayer) untuk menyemprotkan pupuk daun serta membasmi
hama dan penyakit. Gunting di perlukanuntuk pemungutan hasil.
Tahapan penanaman cabe rawit dalam pot adalah
sebagai berikut.
Menyiapkan Pot Dan Media Tanam
Penanaman cabe rawit dalam pot diawali dengan
persiapan lahan. Lahan ini tentu saja berupa media tanam dan pot.
Memilih Pot
Pot sebagai wadah tanam berfungsi sebagai
tempat bercokolnya tanaman. Sebagai tempat bercokol sekaligus sebagai tempat
hidupnya, pot harus memenuhi beberapa persyaratan agar tanaman dapat hidup
dengan baik. Antara lain, ukuran pot harus di sesuaikan dengan daya kembang
akar tanaman. Pot tanaman cabe rawit idealnya berdiameter 40 cm dengan
kedalaman 50 cm. Namun, berdasarkan uji coba yang kami lakukan, cabe rawit
masih dapat tumbuh baik dan berbuah cukup lebat dalam pot berdiameter 15 cm dan
tinggi 20 cm.
Selain ukuran, pot sebagai wadah tanaman juga
harus mampu menjaga kondisi media tanam agar tetap basah sesuai kebutuhan
tanaman. Jadi, tanah di dalamnya tidak boleh terlalu basah atau terlalu kering.
Dengan demikian, dibutuhkan pot yang dapat menyimpan air dan membuang
kelebihannya. Biasanya, lubang pembuangan air siraman berada di dasar pot.
Namun, kami mencoba menggunakan pot dengan pembuangan berada di dinding pot.
Lubang pembuangan air ini dibuat pada dinding pot sekitar 1/3-1/2 tinggi pot.
Jika pot yang tersedia sudah berlubang pada dasarnya, tutup lubang itu, lalu
buat lubang baru pada dinding pot. Buat sebanyak 3-4 lubang, dengan ukuran di
sesuaikan ukuran pot, antara 2-15 mm. Sebagai ruang bernapas perakaran tanaman,
sisakan ruang di atas lubang pot. Dengan demikian tanaman tidak mudah mati
kerena kekeringan atau tergenang air.
Secara umum, persyaratan pot yang baik adalah
tidak mudah pecah, dapat mengalirkan air yang berlebihan, dapat menahan air
sesuai kebutuhan tanaman, memungkinkan di pindah tempatkan, dan tidak menyerap
panas terlalu tinggi. Berdasarkan persyaratan tersebut, dapat digunkan pot yang
berbahan plastik, gerabah, semen, maupun keramik. Pot-pot tersebut dapat
diperoleh di tempat penjualan tanaman. Kita dapat juga memanfaatkan kaleng
plastik bekas wadah cat tembok, ember plastik, dan juga polibag uantuk menanam
cabe rawit.
Menyiapkan
Media Tanam
Media tanam merupakan tempat hidup dan
tumbuhnya tanaman . media tanam dapat berupa tanah, pasir, sabut, arang, dan
sebagainya. Tanaman angrek misalnya, media tumbuhnya bukan tanah, melainkan
sabut. Tanaman hidropinik media tanamnya berupa pasir atau kerikil.
Tanaman cabai rawit dalam pot kebanyakan
menggunakan tanah sebagai media tanam utama. Untuk menyuburkan dan memperbaiki
kualitasnya, campurkan pupuk organik padat (kompos atau kandang), sekam atau
arang sekam, atau pasir. Komposisi campuran tergantung bahan yang tersedia,
sebab setiap lokasi memiliki jenis tanah yang berbeda. Secara sederhana, ada 3
jenis tanah yang cocok untuk menanam cabe rawit dalam pot, yakni tanah kebun,
tanah liat, dan tanah pasir. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
Tanah
kebun
Tanah kebun adalah tanah yang berasal dari
kebun atau pekarangan rumah kita, tetapi bukan berupa tanah timbunan. Tanah
kebun umumnya sangat subur dan memiliki unsur hara yang baik. Warna hitam
kecokelatan merupakan ciri tanah kebun yang subur. Jenis tanah ini adalah
perpaduan dari tanah liat, pasir, dan pupuk alam. Struktur tanahnya tidak
keras, tapi remah atau gembur.
Sebagai media tanam, sebaiknya ambil tanah
dari lapisan teratas. Bagian yang teratas inilah yang memiliki tingkat
kesuburan paling tinggi. Tanah kebun yang subur dapat langsung di gunakan
sebagai media tanam untuk mengisi pot. Namun sebaiknya tanah kebun disterilkan
terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam pot. Caranya, campur tanah dengan
fungisida (pembasmi jamur) dan insektisida (pembasmi serangga).
Tanah
Liat
Tanah liat umumnya kurang subur karena hanya
sedikit mengandung zat organik. Warna tanah ini cokelat kemerah-merahan atau
cokelat keputih-putihan. Tanah liat sangat kuat menyekat air sehingga
menghambat sirkulasi udara di dalamnya. Akibatnya stuktur tanah menjadi padat
dan lengket sehingga sukar ditembus oleh akar tanaman. Meskipun tanah liat
hanya sedikit mengandung unsur hara makro, namun kaya akan unsur hara mikro.
Jadi, masih dapat dimanfaatkan sebagai media tanam dalam pot. Untuk mengatasi kekurangan unsur hara makro, tambahkan pupuk
kandang atau pupuk kompos. Sementara untuk mengatasi kepadatannya, campur tanah
dengan pasir atau tanah berpasir sehingga sirkulasi udara di dalamnya
diperbaiki.
Tanah Pasir
Tanah pasir umumnya terdapat di kawasan lereng
perbukitan. Tanah jenis ini bersifat remah dan gembur karena kandungan pasirnya
cukup banyak. Maka itu,tanah ini berongga sehingga sirkulasi udara di dalamnya
lancar.
Kelemahan tanah pasir adalah kurang mampu
menyimpan air. Akibatnya , jika di siram air langsung merembes kebawah. Juga
bila terkena sengatan matahari, tanah pasir mudah kering. Jadi, tanah ini
kurang baik untuk di pakai langsung sebagai media tanam dalam pot. Untuk
mengatasinya, campur tanah pasir dengan tanah liat atau tanah kebun dan kompos.
Tanah liat berfungsi untuk mengikat air, sedangkan kompos sebagai sumber unsur
hara.
Mengisikan
Media Tanam
Media tanam yang akan di isikan kedalam pot
harus telah memenuhi syarat kebutuhan hidup tanaman. Yakni, harus cukup gembur,
cukup mengandung unsur hara, dan bebas dari sumber hama dan penyakit. Karena
kondisi tanah di setiap tempat sering
kali tidak sama, tanah perlu di olah sehingga diperoleh campuran yang baik sebagai
media tanam.
Kondisi pH media tanam juga harus memenuhi
syarat untuk pertumbuhan tanaman cabe rawit, yaitu pada kisaran 5-7. Jika pH
media dibawah 5, tambahkan kapur dolomit atau kalsit. Jumlahnya disesuaikan
dengan kondisi pH tanah. Sebaliknya, jika pH media tanam di atas 7, netralkan
dengan belerang. Derajat keasaman (pH) tanah dapat diperiksa dengan alat pH
meter. Namun untuk memudahkan, bila mengambil tanah untuk media tanam, pilih
saja tanah yang ditumbuhi tanaman dengan baik.
Alternatif campuran media tanam tergantung
tingkat kesuburan tanah yang digunakan. Misalnya, jika tanah kebun setempat
sudah subur dan porous, bisa digunakan langsung tanpa campuran media lainnya.
Sementara, tanah setempat yang miskin unsur hara, alias sangat tidak subur,
perlu dicampur pupuk kandang cukup banyak. Berikut beberapa alternatif
komposisi media tanam.
·
Campuran tanah kebun, pasir/sekam,
dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).
·
Campuran tanah liat, pasir/sekam,
pupuk kandang, dan kompos (1 : 1 : 1 : 1).
·
Campuran tanah pasir dan pupuk
kandang (1 : 1).
·
Campuran tanah kebun, tanah pasir,
dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).
·
Campuran tanah kebun, pupuk
kandang, dan kompos (2 : 1 : 1).
·
Campuran tanah liat, pasir/sekam,
dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).
·
Campuran tanah kebun, pasir/sekam,
dan kompos (1 : 1 : 1)
Menanam Cabe rawit
Sebelum menanam bibit cabe rawit, siapkan
wadah (pot) dan media tanam terlebih dahulu. Lalu, isikan media tanam kedalam
pot sampai sebatas leher pot. Bagian dasar yang telah tak berlubang boleh diisi
dengan pecahan bata merah atau genteng. Ambil bagian tengahnya, buat lubang sesuai
dengan besarnya media semai yang akan ditempatkan dalam pot tersebut. Selanjutnya,
siapkan bibit cabe rawit yang akan ditanam.
Pemindahan bibit dari persemaian ke pot
permanen sebaiknya di lakukan pada sore hari. Keluarkan bibit cabe rawit
beserta media semainya dari wadah semai atau polybag. Caranya, jungkirkan wadah
bibit dengan posisi bibit berada diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan
kiri. Lalu tepuk-tepuk pantat polybag agar bibit bersama media semainya melorot
dan keluar dari polybag secara perlahan. Untuk memudahkan pelepasan bibit dari
polybag, siram media semai terlebih dahulu dan tunggu hingga airnyan meresap.
Cara lain yang bisa di lakukan, celupkan polibag kedalam air.
Masukan bibit beserta media tanamnya tepat di
cekungan yang terdapat pada media tanam dalam pot permanen. Tambahkan tanah
pada bagian yang masih bercelah sambil ratakan bagian atasnya. Sedikit padatkan
media tanamnya sehingga bibit cukup kokoh posisinya. Setelah penanaman, siram
bibit dengan air hingga tanahnya terbasahi merata. Bibit yang baru dipindah
tanamkan ini seyogianya diletakkan di tempatkan yang teduh.
Dengan cara tanam yang sama kadang hasil bisa berbeda gan... ketekunan juga sangat berpengaruh pada hasil... Salam Sukses...
ReplyDeleteHalotani