Saturday, 23 May 2015

Mengenal Tanaman Cabe Rawit




Cabe rawit termasuk tanaman yang mudah di tanam di mana saja, baik di dataran tinggi maupun rendah, tanpa banyak perawatan. Selain cabe rawit kita mengenal cabe merah, cabe keriting, paprika, dan cabe hias. Di antara “saudara-saudara” nya itu, tanaman cabe rawit termasuk yang berumur paling panjang, bisa mencapai tahunan. Tanaman ini memang dikategorikan sebagai tanaman tahunan.
Buah cabe rawit memiliki ukuran paling kecil dibandingkan jenis cabe lainnya, tetapi rasanya paling pedas. Secara umum, cabe yang banyak dibudidayakan di Indonesia ada dua jenis, yakni cabe besar (capsicum annuum var longum) dan cabe kecil (capsicum frutescens L). Cabe rawit termasuk golongn cabe kecil. Meskipun nama cabe rawit lebih populer, namun sebenarnya buah pedas ini memiliki nama daerah yang berbeda. Di Yogyakarta dikenal sebagai lombok riwit, di daerah Sunda cengek leutik, di Gayo di sebut pentek, di Madura dikenal sebagai taena manok, dan di Nias disebut lada mini.
Meskipun orang Indonesia termasuk paling doyan makan makanan pedas, namun cabe bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman yang tergolong tanaman perdu ini diduga berasal dari Amerika Latin. Mengenai sejarah masuknya tanaman ini ke tanah air, ada beberapa versi. Ada yang mengatakan dibawa oleh orang Portugis, ada pula yang menyatakan dibawa oleh pedagang asal persia.
Jenis Cabe Rawit
Cabe rawit secara umum terbagi tiga jenis, tapi kami akan coba menggolongkannnya menjadi empat jenis, yakni cabe rawit putih, cabe rawit hijau, cabe rawit kecil, dan cabe rawit hias. Namun, di pasaran orang lebih mengenal  dua istilah untuk cabe rawit, yakni cabe rawit putih dan hijau. Cabe rawit putih biasa di gunakan untuk memasak atau membuat sambal, sedangkan cabe rawit hijau umumnya sebagai pendamping kudapan tahu atau tempe goreng.
Cabe rawit putih
Dari ketiga jenis cabe rawit, cabe rawit putih memiliki ukuran paling besar. Bentuk buah gemuk dan meruncing pada ujungnya. Panjang buah berkisar aantara 4-6 cm dengan lebar 0,9-1,2 cm. Ketika masih muda buah berwarna putih kekuning-kuningan, lalu berubah kuning saat menjelang tua,dan menjadi merah sedikit orange setelah masak.
Cabe ini juga dikenal dengan nama cabe cengek, cabe domba, dan cabe burung. Dibandingkan kedua jenis cabe rawit lainnya, cabe rawit putih tergolong kurang pedas rasanya. Mungkin karena itulah ada jenis burung yang menyukainya.
Cabe Rawit Hijau
Cabe rawit hijau juga dikenal dengan  nama cabe ceplik. Buahnya sebesar cabe rawit putih, tetapi lebih pendek, jadi tampak gemuk. Panjang buah sekitar 3-4cm dengan lebar1-1,5 cm. Rasanya cukup pedas, namun tak sepedas cabe rawit kecil. Saat muda buahnya berwarna hijau tua, berangsur-angsur berubah kecoklatan, dan akhirnya menjadi merah tua ketika masak.
Cabe Rawit Kecil
Diantara jenis cabe rawit lainnya, jenis  cabe ini adalah yang terkecil. Panjang buahnya hanya sekitar 1-2 cm dengan lebar 0,5-1 cm. Namun, rasa buah cabe ini paling pedas dibandingkan jenis cabe laninnya. Cabe rawit kecil serupa dengan cabe rawit hijau, saat muda berwarna hijau tua dan berubah menjadi merah tua ketika masak. Dibanding cabe rawit putih, ujung cabe rawit kecil lebih tumpul. Nama lain cabe rawit kecil adalah cabe jemprit.
Cabe Rawit Hias
Cabe rawit hias serupa dengan cabe rawit putih, hanya tanamannya lebih kecil, setinggi sekitar 50 cm. Biasanya, tanaman ini ditanam di pot sebagai tanaman hias, meskipun tergolong tanaman hias, buahnya tetap enak dimakan. Buah ketika muda berwarna putih kekuning-kuningan dan berubah merah agak orange setelah masak. Rasa pedasnya setara dengan jenis lombok rawit putih.
Sifat Botani Cabe Rawit
Cabe rawit termasuk tanaman dikotil (biji berkeping dua) dan berakar tunggang. Akarnya menyebar hingga sejauh 40 cm, tetapi dangkal.akar-akar rambut banyak berada di permukaan. Akar-akar mendatarnya cepat berkembang, menyebar dengan kedalaman 15 cm. Ujung akar tunggang dapat menembus tanah hingga kedalaman 50 cm.
Batang tanaman berbentuk bulat, tegak dengan tinggi 50-150 cm. Batang hanya sedikit sedikit mengandung zat kayu sehungga tidak kuat berdiri tegak saat lebat buahnya. jika tanaman berbuah lebat, di perlikan penyangga tanaman. Batang muda berwarna hujau dan tidak berbulu,kemudian berangsur-angsur berubah menjadi putih kecoklatan setelah tua. Batang utama mudah di tumbuhi tunas baru sehingga kadang-kadang perlu di lakukan perempelan.
Daun cabe rawit putih berwarna hijau muda, sedangkan daun cabe rawit hijau dan cabe rawit kecil berwarna hijau tua.ukuran daun termasuk kecil. Daun ini berbulu halus pada permukaannya. Bentuk daun menyerupai  hati yang meruncing pada ujungnya. Panjang daun sekitar 4-6 cm dan lebar 2-3 cm, bagian tepinya tidak bergerigi.
Bunga berdiri tegak pada ketiak daun, berwarna putih bersih, berbentuk bintang. Satu kuntum bunga terdiri dari 5-6 helai kelopak bunga. Pada setiap ketiak daun umumnya tumbuh dua tangkai bunga. Setelah mekar penuh, bunga cabe rawit berukuran lebar sekitar 1,5 cm. Setelah terjadi pembuahan bunga akan layu dan kebanyakan hanya 1 bunga yang menjadi bakal buah.
Buah muda berwarna hijau atau putih kekuning-kuningan dan berubah menjadi merah setelah tua. Buah bervariasi ukurannya, berkisar antara 1-4 cm dengan lebar 0,5-1,2 cm, buah cabe mengandung oleoresin yang pedas rasanya.
Setiap buah berisi banyak biji. Biji cabe berkeping dua (dikotil) dan berfungsi sebagai alat perkembang biakan tanaman secara generatif.
Kandungan Gizi Dan Manfaat Cabe Rawit
Cabe rawit mengandung vitamin A kadar tinggi (11.50 SI), setara dengan kandungan vitamin A dalam daun singkong (11.000 SI), hampir dua kali lipat dibandingkan kadar vitamin A dalam bayam, dan sedikit lebih rendah dari wortel (12.000 SI). Vitamin A ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata. Kandungan vitamin C juga cukup tinggi, 70 mg. Bandingkan dengan jeruk manis yang memiliki kandungan vitamin C nya 49 mg dan apel 90 mg. Cabe rawit juga mengandung bahan-bahan mineral yang cukup tinggi, terutama zat besi dan kalsium. Kedua jenis mineral tersebut sangat di perlukan bagi pertumbuhan manusia.
Cabe rawit adalah bahan utama pembuatan sambal. Buah kecil pedas ini juga memiliki peran penting sebagai bumbu masakan. Selain itu, cabe rawit pun berkhasiat sebagai obat eksim, rematik, dan pelangsing tubuh.
Syarat Tumbuh Tanaman
Cabe rawit merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan di daerah tropis, baik ketinggian tempatmaupun keadaan tanah. Oleh karena itu, cabe rawit dapat dikembangkan hampir di seluruh kawasan nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah, menengah, dan dataran tinggi. Ketinggian lokasi yang baik untuk tanaman cabai adalah antara 200-700 meter di atas permukaan laut (mdpl). 
Namun , tanaman cabe mempunyai persyaratan khusus dalam hal suhu udara. Pertumbuhan tanaman cabe akan terhambat jika suhu udara di bawah 16 derajat celcius. Demikian pula jika suhu lokasi di atas 32 derajat celcius, proses pembungaan cabe akan gagal dan bunga akan rontok.
Kesuburan tanah mempunyai peran penting dalam penanaman cabe rawit. Disamping sebagai penopang berdirinya tanaman, tanah juga berfungsi sebagai penyedia makanan, air, dan udara untuk pernapasan akar. Tanah yang basah tetapi tidak tergenang air,berpasir, subur, dan kaya akan bahan organik sangat cocok untuk pertumbuhan cabe. Syarat lainnya, tanah harus memiliki aerasi dan drainase yang baik.
Tanaman cabe rawit selain membutuhkan sinar matahari yang cukup. Maka, lokasi yang tepat untuk tanaman cabe adalah lokasi yang terbuka,cukup kandungan airnya, subur, dan mempunyai penyerapan air yang cukup baik. Oleh sebab itu, tanaman cabe dalam pot sebaiknya ditempatkan di tempat terbuka agar memperoleh sinar matahari yang memadai, terutama sinar matahari pagi.
Derajat keasaman (pH) tanah yang paling tepat untuk tanaman cabe rawit berkisar antara 5-7. Apabila pH tanah terlalu rendah (asam), sekitar 4, kemampuan penyerapan beberapa unsur hara berkurang. Meskipun tanaman dapat hidup, tetapi  produksi buahnya terganggu. Demikian juga bila pH tanah terlalu tinggi, diatas 7, tanaman akan kerdil karena kekurangan zat besi.

No comments:

Post a Comment