Tanaman cabe rawit di kembang biakan dengan
biji (generatif), bukan denga stek (vegetatif). Selain menggunakan biji, untuk
mulai beranam cabe rawit dalam pot tersedia pula bibit cabe rawit yang berupa
tanaman muda. Bibit cabe ini biasanya dijajakan di pasar tradisional dalam
bentuk ikatan. Di yogyakarta, seikat bibit cabai rawit setinggi sekitar 25 cm
berharga Rp500,00. Satu ikat berisi antara 8-12 bibit.
Memilih Benih/bibit Yang Baik
Pilihlah benih cabe rawit yang berkualitas,
sehat, memiliki daya kecambah yang tinggi, dan berasal dari varietas yang
unggul. Benih tersebut dapat dibeli ditoko pertanian dalam kemasan sachet atau
di pasar tradisional dalam bentuk kemasan kantung plastik.
Selain dengan membeli benih kemasan, benih
dapat juga diperoleh dengan mengusahakan sendiri dari biji buah cabe. Untuk
keperluan ini, pilih buah cabe rawit yang berukuran besar, masak optimal
(berwarna merah), dan sehat. Belah buah cabe untuk diambil bijinya.
Pilih biji yang baik, relatif besar, dan
normal bentuknya. Semai biji-biji pilihan ini secara langsung atau bisa juga
dijemur terlebih dulu hingga kering, jika mau disimpan. Simpan benih yang belum
akan di tanam dalam kantung plastik atau botol yang bersih dan kering.
Menggunakan bibit yang dibeli dari pasar atau
tempat pembibitan lebih praktis untuk di lakukan. Kita tidak perlu repot membuat
bibit sendiri dari biji cabe. Untuk
jumlah kecil, cara ini tepat dilkukan. Selain praktis juga menghemat waktu
penanaman. Namun, kita tidak tahu persis kualitas benih yang kita beli, yang
dapat dilakukan hanya memilih bibit yang sehat pertumbuhannya.
Memperlakukan
Benih
Sebelum disemaikan, sebaiknya rendam terlebih
dahulu benih cabe dalam air hangat, sekitar 50 derajat celcius. Selama
perendaman ini akan tampak benih yang baik dan tidak baik. Jika ada benih yang
mengapung, singkirkan saja karena tidak baik kualitasnya. Sementara, benih yang
tenggelam dibiarkan terendam dalam air selama 2-3 jam. Tujuan perendaman adalah
untuk mempercepat pertumbuhan kecambah. Setelah itu, untuk menghilangkan
penyakit, rendam benih dalam larutan fungisida selama kira-kira 30 menit.
Menyemai Benih
Wadah untuk menyemai benih dapat berupa basek
atau anyaman bambu, kotak kayu, baki plastik, pot, polybag, atau bekas gelas
air mineral. Lengkapi wadah-wadah ini dengan lubang drainase.
Sementara, media yamg digunakan dapat berupa
campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos, dengan perbandingan 1 : 1
: 1. Selain itu dapat juga menggunakan campuran pasir dan pupuk organik dengan
perbandingan seimbang. Pupuk organik yang digunakan sebaiknya yang bebas dari
bakteri patogen dan biji gulma. Jika menggunakan pupuk kandang atau kompos
biasa, sterilkan media semai terlebih dahulu. Caranya, kukus selama 1 jam pada
suhu 75 derajat celcius.
Tebarkan benih kewadah persemaian yang telah
diisi media semai setemal minimal 8 cm. Namun, sebelumnya basahi media semai
terlebih dahulu. Setelah benih ditebarkan, tutup dengan tanah tipis-tipis. Jika
wadah semai berupa polybag atau gelas bekas air mineral, semaikan benih satu
persatu.
Letakkan persemaian di tempat yang
terlindungdari guyuran air hujan dan sinar matahari langsung. Jaga agar
persemaian tidak sampai kekeringan. Untuk itu,lakukan penyiraman rutin 1-2 kali
sehari, tergantung keadaan cuaca. Sebaiknya gunakan semprotan tangan
(handsprayer) agar tidak merusak persemaian.
Benih akan tumbuh setelah 3-6 hari sejak
ditanam. Selama pertumbuhan, persemaian harus tetap dijaga kelembabannya.
Setelah bibit berumur sekitar 3 minggu atau berdaun 3-4 helai, dapat
dipindahkan ke wadah yang lebih besar untuk penyapihan. Wadah yang digunakan
bisa berupa polybag kecil, gelas bekas air mineral, pot kecil, atau wadah lain
yang serupa. Dalam masa penyapihan ini bibit sudah boleh terkena sinar matahari
pagi dan sore selama 2-3 jam. Dengan penyinaran ini bibit akan tumbuh lebih
sehat.
Setelah sekitar 2 minggu dalam penyapihan,
atau berdaun 5-6 helai, bibit siap di pindah tanamkan ke pot penanaman
permanen.
No comments:
Post a Comment