Monday 25 May 2015

Cara Menanam Terong Dalam Pot




Hampir semua orang kenal dengan tanaman ini, tanaman terong ini selain di gunakan sebagai bahan tambahan masakan, dapat juga di jadikan lalapan untuk jenis terong tertentu. Tanaman terong dapat ditanam di pekarangan rumah kita, dengan media tanam dalam pot. Kita bisa membuatnya menjadi tanaman hias dirumah sekaligus bisa dimanfaatkan buahnya.
Sama halnya dengan Cara Menanam Cabe Dalam Pot, Cara Menanam Terong Dalam Pot juga melalui tahapan seperti menyiapkan media tanam dan juga benih atau bibit terong yang akan kita tanam. Berikut tahapannya
Menyiapkan Media Tanam  
Sebelum memulai menanam terong tentunya kita harus menyiapkan media tanam terlebih dahulu, media yang akan kita pakai adalah pot, pot yang akan kita gunakan bisa berupa pot yang sidah jadi, atau busa juga berupa ember bekas maupun polybag.
Memilih Pot
Pot atau polybag berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Ukuran pot harus di sesuaikan dengan perkembangan pertumbuhan akar, jika pot terlalu kecil tentu dapat mengganggu pertumbuhan terong, maka pilihlah pot yang sesuai dengan pertumbuhan terong kelak, pot yang ideal adalah berdiameter cm 40 dengan kedalaman 50 cm. Pot juga harus di sertai dengan lubang kecil untuk pembuangan air dan sebagai sirkulasi udara. Atau kita dapat membuat atau menambahkan lubang baru pada pot tersebut kira kira 4 sampai 5 lubang.
Menyiapkan Media Tanam
Tanah media tanam sebaiknya tanah yang subur,  jika tidak ada tanah hitam kita juga bisa memanfaatkan tanah yang ada, asalkan kita bisa mengatur komposisi tanah tersebut dengan tepat, seperti penambahan kompos dan juga pupuk kandang. Tanaman terong tidak terlalu rewel dalam perawatan kerenanya tanah yang digunakan sebagai media tanam jugatidak harus menggunakan tanah hitan atau humus. Tanah pasir juga bisa kita gunakan, tetepi tntunya harus kita campur terlebih dahulu dengan komposdan pupuk kandang.
Pemilihan Dan Penyemaian Bibit
 Sebelum menanam terong tentunya kita harus mempersiapkan bibit terlebih dahulu, bibit bisa kita beli di toko pertanian yang biasa di jual atau kita bisa memilih sendiri terong yang sudah masak dan kita semai sendiri. Semailah bibit tersebut danganmedia tanam sekam yang sudah di campur dengan tanah hitam dengan perbandingan 1 : 1. Ketika menyemai berilah jarak yang cukup  agar ketika tumbuh akar tidak terlilit antara satu sama lain, berilah jarak kurang lebih 1 cm dan taburilah tanah diatas bibit tersebut dengan tipis.siramlah bibit yang sudah disemai dengan handsprayer. Minimal satu hari sekali pada sore hari lebih baik. Setelah kurang lebih 2 minggu, bibit akan tumbuh dengan tinggi kira-kira 5 cm. Pindahkan bibit yang sudah tumbuh tersebut kedalam media tanam yang sudah di persiapkan sebelumnya.
Perawatan Tanaman Terong 
Perawatan tanaman terong dalam pot tidak lah sulit, tanaman ini termasuk tanaman yang mudah di rawat, untuk perawatannya cukup dengan di berikan pupuk kandang, atau jika ingin lebih lebih lengkap lagi kita juga bisa memberikan pupuk anorganik maupun pupuk organik yang mencukupi unsur N, P, dan K. Pemberian pupuk sebaiknya di berikan secara bertahap dan mamenuhi kebutuhan tanaman yang kita tanam, karena jika kita memberikannya secara berlebih akan menyebabkan kelayuan pada daun tanaman terong.
Selain pemberian pupuk, penyiangan gulma juga sangat di perlukan, jika gulma tumbuh pada sekitar media tanam tentunya akan mengganggu hidup tanaman terong tentunya, untuk itu lakukanlah penyiangan jika sudah mulai tampak adanya gulma.
Pemasangan turus pada tanaman terong lebih baik di lskukan selagi tanaman terong masih muda, kaeran tanaman terong yang masih muda batangnya sangat lunak dan mudah bengkok, selainitu jika sudah besar akan mengganggu akar tanaman yang sudah mulai tumbuh banayak. Pasanglah turus berukuran 80-100 cm dengan lebar 2-4 cm, kuatkan dengan diikat menggunakan tali plastik.
pemanenan
setelah berumur kira-kira  3-4 bulan tanaman terong akan mulai berbuah dapat di panen untuk yang pertama kali, untuk pemanenan buah terong dapat dengan tangan maupun dengan gunting tajam, petik buah dengan tangkainya. Waktu panen yangtepat adalah saat pagi atau sore hari. Untuk selanjutnya pemetikan buah dapat dilakukan secararutin setiap 3-7 hari sekali untuk buah yang siap di petik.

Penyakit Pada Tanaman Dalam Pot




Sama halnya dengan Hama Pada Tanaman Dalam Pot, Penyakit Pada Tanaman Dalam Pot juga merupakan hal yang paling tidak di sukai oleh petani rumahan. Ada baiknya kita mengenal penyakit yang menyerang tanaman kita terlebih dahulu, agar kita dapat menanganinya dengan baik.
Tanaman dikategorikan sakit jiak mengalami perubahan pada sebagian organ atau seluruh tanaman. Misalnya, tanaman yang biasanya segar tiba-tiba menjadi layu,atau daun dan bunganya banyak yang rontok, daunnya kerdil atau bebercak-bercak, dan sebagainya.
Jenis Dan Penyebab Penyakit 
Penyebab sakit bermacam-macam, di antaranya karena cendawan, virus, bakteri, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan sinar matahari, kekurangan atau kelebihan unsur hara, dan sebagainya. Penyakit tanaman bisa bersifat lokal atau menyebar ke seluruh bagian tanaman (penyakit sistemik).
Beberapa penyakit yang sering menimpa tanaman cabai rawit adalah busuk buah, layu, bercak daun, atau penyakit fisiologis. Berikut jenis-jenis penyakit yang sering menyerang tanaman dalam pot, dan cara penanganannya.
Bercak Daun 


Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan cercospora capsici. Tanaman yanag terserang tanaman ini akan di tumbuhi bercak-bercak bulat kecil pada daunnya. Bercak berwarna abu-abu tua itu lama-kelamaan akan membesar. Akibat selanjutnya, daun akan menguning dan akhirnya bisa jadi gugur.
Pada musim hujan penyakit ini bisa berkembang lebih cepat. Tanaman yang terserang  bercak daun produksi buahnya akan menurun. Serangan yang lebih parah akan mengakibatkan kematian.
Langkah awal untuk mencegah bercak daun adalah menanam bibit yang sehat. Selain itu juga membersihkan lingkungan hidup tanaman, menyiangi gulma, dan mengatur jarak antar tanaman. Jika terlanjur terjadi serangan, pangkas daun yang terserang lalu bakar. Jika serangan cukup parah, semprotkan fungisida sesuai dosis yang di anjurkan.
Busuk Daun


Penyakit ini sering juga disebutpenyakit patik. Penyebabnya adalah cendawan phitophthora sp atau fusarium sp. Gejala serangan diawali dengan membusuknya daun yang berada dekat permukaan tanah. Gejala ini akan menjalar ke ranting hingga pucuk. Cendawan ini juga menyerang bunga dan buah. Akibatnya, produksi cabai akan turun, bahkan serangan berat dapat mematikan tanaman.
Langkah awal pengendalian adalah mensterilkan benih dengan merendamnyadalam air hangat selama 1 jam. Selin itu juga memperbaiki sanitasi lingkungan dan mengatur jarak peletakan pot. Jika serangan telah terjadi, pangkas dan bakar bagian tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida sesuai dosis yang di anjurkan.
Busuk Buah

Penyebab penyakitbusuk buah adalah cendawan collectotrichum capsici. Penyakit ini juga di sebut patek atau antraknose. Serangan lebih sering terjadi pada musim hujan. Bagian utama yang diserang adalah buah, mengakibatkan buah busuk.
Gejala serangan mula-mula terdapat bercak tak beraturan pada buah. Bercak ini agak terbenam dan berair. Busuk akan melabar dan kemudian muncul bisul-bisul hitam. Buah yang terkena serangan beratakan mengerut.
Untuk mencegahnya, pilih bibit yang sehat. Sebelum disemai, rendam benih dalam larutan fungisida selama 6 jam atau dalam air hangat bersuhu sekitar 55 derajat celcius selama 1 jam. Membersihkan lingkungan tumbuh tanaman juga harus selalu dilakukan. Jika tanaman terlanjur terserang berat, musnahkan agar tidak menulari tanaman lain. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan fungisida.
Layu Bakteri   

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri pseudomonas solanacearum E.F. Smith. Layu bakteri merupakan penyakit pembuluh pengangkut air. Penyakit ini menyerang pembuluh pangangkut air pada tanaman. Akibatnya, bakteri akan memenuhipembuluh tersebut sehingga jalannya air akan terhambat. Kaerana air tidak sampai ke daun akhirnya terjadi kelayuan. Itulah sebabnya penyakit ini di sebut layu bekteri. Penyebaran penyakit ini dapat melalui benih, bibit tanaman yang sakit, air, nematoda, serangga, pupuk kandang atau kompos, maupun alat pertanian.
Gejala awalnya, terjadi kelayuan mendadak pada pucuk dan daun-daun muda. Kelayuan ini akan segera merembet ke daun tua, bahkan sempai ke seluruh bagian tanaman. Akhirnya, tanaman yangterserang akan mati layu. Serangan hebat terjadi bila suhu dan kelembaban udara tinggi, apalagi media tanam becek.
Serangan layu bakteri dapat diditeksi dengan cara memotongbatang tanaman yang terkena penyakit. Penampang potongan tersebut akan tampak berwarna cokelat dan bila dipijat atau dimasukkan kedalam air akan mengeluarkan lendir putih kotor yang berisi jutaan bakteri. Akan tetapi, bila saat direndam tidak mengeluarkan air, berarti tanaman tersebut bukan terserang penyakit layu bakteri, melainkan layu cendawan fusarium.
Untuk mencegah terjadinya serangan, gunakan biji yang bebas penyakit. Sebelum ditanam, rendam benih atau bibit dalam larutan bakterisida, dengan konsentrasi sepertiga dari dosis anjuran. Lama perendaman kira-kira 15 menit. Gunakan campuran media tanam yang benar dengan sistem drainase yang baik sehingga tidak becek. Jika terjadi serangan, segara cabut tanaman yang sakit dan musnahkan untuk mencegah penularan. Semprot tanaman yang belum tampak sakit dengan larutan bakterisida bada batangnya.
Penyakit Virus

Penyakit ini disebut juga penyakit mosaik. Penyebabnya adalah virus. Virus ini biasa menyerang tanaman seperti, mentimun, kentang, tembakau, cabai, dan tomat. Penularan terjadi melalui biji yang tercemar vurus, alat-alat kerja, akar tanaman yang tercemar, manusia, maupun seranggga penular (vektor).
Gejala umum yang tampak antara lain pertumbuhan tanaman terhambat, ukuran daun mengecil, daun berbelang-belang hijau tua dan hijau muda, serta tepinya bergelombang.
Cara pengendaliannya, bersihkan tanaman liar di sekitar tanaman. Gunakan biji yang bebas virus dengan merendamnya dalam larutan 10% natrium fosfat selama 20 menit. Jika sudah terjadi serangan, cabut tanaman yang terserang lalu bakar. Membasmi serangga vektor bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida.
Penyakit Fisiologis 

Penyakit fisioligis bukan disebabkan oleh cendawan, bakteri, maupun virus melainkan oleh situasi dan keadaan lingkungan hidup tanaman yang kurang memenuhi syarat. Karena hidup dalam pot acap kali tanaman kekurangan unsur hara tertentu. Hal ini mengakibatkan hidup tanaman tidak normal.
Sebagai contoh, kekurangan unsur nitrogen pada fase pertumbuhan akan mengakibatkan tanaman terhambat pertumbuhannya. Pada fase pembuahan, jika tanaman kekurangan unsur P dan K, pembungaan dan pembuahan tidak terjadi sebagaimana mestinya.
Kekurangan air mengakibatkan tanaman layu. Namun, bila air berlebihan sampai pada bagian media tanaman teratas akan mengancam kehidupan tanaman pula. Akar tanaman akan busuk karena tidak ada ruang untuk bernafas dan akibatnya tanaman akan mati.
Kekurangan sinar matahari akan mengakibatkan perubahan warna daun. Daun yang semula berwarna hijau cerah berubah menjadi kuning, hujau redup, atau hijau pucat. Perubahan warna ini karena kurang berfungsinya klorofil. Namun, jika intensitas sinar matahari berlebihan dapat mengakibatkan buah terbakar.
Cara pengendaliannya, isilah pot dengan ramuan media tanam yang tepat. Artinya, kandungan unsur hara didalamnya memenuhi kebutuhan hidup tanaman dan cukup remah sehingga drainasenya lancar. Perbaikan kondisi media tanam dapat dilakukan dengan dikocor larutan pupuk organik cair konsentrasi rendah secara rutin. Pemberian pupuk daun harus di sesuaikan dengan kondisi tanaman.
Pembuatan lubang pot harus sesuai sehingga tanaman tidak mudah kekurangan air dan tersedia ruang bernafas yang memadai. Jika panas terlalu terik, lakukan penyiraman ekstra agar tanaman tidak layu kekurangan air. Penempatan pot harus memperhitungkan intensitas cahaya matahari, jangan di letakkan ditempat yang terlindung sepanjang hari. Sebaiknya, paling tidak tanaman mendapatkan terpaan sinar matahari pagi langsung.

Sunday 24 May 2015

Hama Pada Tumbuhan Dalam Pot




Tidak banyak berbeda dengan tanaman  di ladang, tanaman dalam pot pun tak luput  dari serangan hama. Hanya intensitasnya tidak separah di ladang karena penanaman dalam pot, apalagi disekitar rumah, serangannya bisa terditeksi lebih dini.
Hama dapat menyerang tanaman setiap saat. Akibat serangannya,tanaman dalam pot dapat mati sebelum berproduksi. Sementara, serangan pada tanaman dewasa dapat menghambat pertumbuhan atau menurunkan produksi tanaman . maka dari itu, diperlukan pengamatan yang seksama terhadap tanaman sehingga bila terjadi serangan hama atau penyakit dapat di tanggulangi dengan cepat.
Hama
Hama adalah semua bintang yang mengganggu dan merugikan tanaman yang diusahakan manusia. Hama tanaman dalam pot umumnya berupa kutu, seranggga, ulat, dan kumbang. Hama yang sering menyerang tanaman cabai rawit dalam pot adalah kutu daun. Meskipun demikian, serangan hama lainnya juga tidak boleh diabaikan.
Kutu Daun (myzus persicae sulz)

Kutu daun sangat kecil ukurannya, yang dewasa ukurannya sekitar 2 mm. Ada dua jenis kutu daun, bersayap dan tanpa sayap. Kutu daun yang bersayap bervariasi warnanya, antara lain kuning, merah, dan hijau. Kutu yang bersayap hanya satu warna,yaitu berwarna hitam. Kutu ini cepat berkembang biak karena telurnya dapat menetas tanpa pekawinan atau secara partegonesis.
Hama tanaman ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan daun, pucuk tanaman,tangkai bunga, dan bagian tanaman lainnya. Kutu ini suka berlindung di sisi bawah daun sambil menghisap cairannya. Binatang kecil ini juga mengeluarkan cairan manis, semacam madu. Oleh karenanya, kehadiran kutu ini biasanya diikuti dengan munculnya semut yang mengitarinya. Jadi lebih mudah terditeksi. Celakanya, cairan manis itu sering diikuti dengan munculnya cendawan hitam. Akibatnya, proses fotosintesis dapat terhalang. Repotnya, selain menyerang tanaman secara langsung, kutu daun ini juga berperan sebagai penyebar virus penyakit.
Kutu daun menyerang tanaman tanpa mengenal waktu, tetapi ledakannya terjadi pada musim kemarau. Daun yang terserang akan mengerut, keriting, dan kerdil. Selanjutnya, pertumbuhan tnaman akan terhambat. Bila menyerang tangkai bunga, bunga akan menguning dan rontok, jika menyerang tanaman yang sedang berbuah, akan merosot produksi cabainya.
Untuk mengatasi serangan hama ini, pangkas bagian tanaman yang terserang berat. Jika serangan cukup parah, pengendaliah secara kimiawi bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
Berdasarkan pengalaman kami, kutu daun dapat dibasmi dengan larutan sabun cair yang biasa digunakan untuk cuci piring. Caranya mudah, encerkan 1 sendok teh sabun cair dengan 1 liter air. Lalu semprotkan larutan ini tepat pada bagian tanaman yang berkutu daun. Dengan dosis yang tepat kutu akan mati. Penyemprotan dapat dilakukan menggunakan handsprayer
Thrips (thrips tabacci)

Hama thrips berukuran kecil. Thrips yang telah dewasa ukuran panjang tubuhnya hanya sekitar 1 mm. Warna hama ini kuning colat kehitaman. Binatang kecil iniberkembang biak secara partenogesis, tanpa pembuahan sel telur.serangga ini meletakkan telurnya di permukaan daun secara terpencar.
Hama thrips menyerang daun tanaman, terutama daun-daun muda. Serangga ini kadang-kadang juga berperan sebagai vektor (penular penyakit yang disebabkan oleh virus).
Ledakan populasi hama ini terjadi pada musim kemarau. Jiak terjadi hujan lebat, jumlahnya akan berkurang dengan sendirinya. Penyebaran hama ini sangat cepat atas baantuan angin ataupun manusia.
Pada daun yang terserang hama thrips mula-mula timbul bintik-bintik putih keperakan, mirip bekas tusukan jarum. Noda yang tidak beraturan ini akibat dimakan serangga tersebut. Beberapa waktu kemudian, noda tersebut berubah warna menjadicokelat tembaga. Akibat selanjutnya, daun yang terhisap cairannya akan keriput dan menggulung ke atas. Helaian daun dan pucuk yang terserang akan mengeriting, berwarna cokelat, dan akhirnya mati.
Seperti halnya kutu daun, hama ini dapat dibasmi dengan menyemprotkan insektisida. Selain itu juga bisa dissemprot dengan larutan sabun pencuci piring yang diencerkan dengan air. Gunakan dosis yang sama dengan yang digunakan untuk membasmi kutu daun. Atau, cobakan terlebih dahulu pada semut. Bila bisa mematikan semut, berarti juga akan bisa mematikan hama thrips. Harus diingat bahwa campuran larutan ini harus pas, jika terlalu encer tidak akn mematikan hama, dan bila terlalu pekat akan mematikan daun.
Ulat Grayak (spodoptera litura)

Hama ini disebut ulat grayak sebab selaluberamai-rami jika menyerbu tanaman, menjarah bareng layaknya perampok. Serangannya terjadi pada malam hari sehingga pagi harinya tanaman sudah rusak, sedangkan ‘perampoknya’ sudah pergi tanpa jejak, menyelinap bersembunyi di dalam tanah. Ulat grayak termasuk famili Noctuidae, yang artinya burung hantu.
Selain menyerang tanaman cabai hama ini juga menyerang tanaman padi,tembakau, tomat, kacang tanah, kedelai, jeruk, dan bawang merah. Telurnya diletakkan pada permukaan daun dan menetas dalam waktu 3-5 hari. Saat menetas hama ini hidup menggerombol, tetapi beberapa hari kemudian mereka menyebar untuk mencari makan.
Setelah ulat berumur 2 minggu, panjangnya ekitar 5 cm. Warna ulat bervariasi, yakni hijau kehitaman, putih kehitaman, dan coklat. Ulat grayak muda memakan epidermis daun bagian bawah, sedangkan bagian atasnya ditinggalkan. Namun setelah tua, serangannya bisa membabi buta, melahap seluruh bagian daun, ranting, batang muda, bunga, maupun buah. Stadium ulat berlangsung sekitar 13-19 hari,kemudian berkekompong di dalam tanah selama 6-10 hari, dan akhirnya berubah wujud menjadi ngengat. Serangga ini pada malam hari bisa terbang sejauh 5 km. Serangan awal ulat grayak di tandai dengan adanya bercak putih yang menerawang pada daun krena hanya epidermis daun bagian bawah yang dilahapnya. Tahap berikutnya, serangan dapat mengganas dan tanaman menjadi gundul tanpa daun. Pada tahap ini buah pun ikut di serbu, ditandai dengan adanya lubang tak beraturan pada permukaan buah.
Pemberantasan secara mekanis dilakukan dengan jalan mengambil telurdan larvanya yang baru menetas untuk di musnahkan. Jangan sampai terlambat mengambil tindakan ini. Setelah besar, ulat akan bersembunyi di dalam tanah saat siang hari sehingga akan lebih repot untuk memberantasnya. Selain itu, jaga selalu kebersihan lingkungan tempat tanaman tumbuh. Babat gulma yang bisa menjadi tempat bersembunyi dan berkembang biak hama ini. Secara kimiawi, untuk membasmi hama ini semprotkan insektisida dengan dosis yang pas agar hama ini mati dan tidak mengganggu tanaman lagi.
Ulat Buah (Heliothis armigera Hubner)

Ulat ini menyerang segala tanaman, antara lain kentang, tomat, dan beragam sayuran. Biasanya hama ini melubangi buah. Warnanya bervariasi, ada yang hijau kekuningan, hijau kecoklatan, cokelat muda, bahkan cokelat tua kehitaman. Tubuhnya tertutup bulu-bulu halus dan kutil.
Ngengat dari ulat ini menghisap madu bunga dan bertelur pada tanaman yang sedang berbunga. Telur yang berbentuk bulat itu di letakkan di bagian atas tanaman inang. Setelah menetas, larva turun ke bawah, memnyusup ke dalam buah dan memakannya. Ulat buah dewasa turun ke tanah dan berkepompong di sana.
Buah yang terserang  akan berlubang-lubang kecil-kecil, tetapi khas dan jelas. Lubang ini adalah bekas jalan masuk ulat kedalam buah. Sering kali, buah kemudian menjadi busuk terinfeksi oleh jamur.
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan mengambil telur dan ulatnya untuk dimusnahkan. Sanitasi lingkungan juga mesti selalu dijaga. Secara kimaiwi, semprot tanaman yang terserang dengan insektisida dengn takaran dosis yang pas.
Lalat Buah (Dacus dorsalis)  

Lalat ini juga disebut lalat buah Asia. Di Indonesia, hama ini juga termasuk kategori hama perusak. Panjang badan lalat buah dewasa sekitar 6-8 mm. Bantangan sayapnya mencapai 7 mm. Bagian atas perut berwarna cokelatmuda dengan garis melintang cokelat tua. Bagian dadanya berwarna cokelat tua dengan bercak kuning.
Lalat betina akan memasukkan telurnya yang berjumlah 10-15 ke dalam buah. Telur berwarna putih, bentuk memanjang sekitar 1,2 mm, dan runcing pada kedua ujungnya. Belatung muda berwarna putih dan menjadi kekuningan setelah dewasa. Panjang belatung dewasa mencapai 10 mm dan suka melenting. Larva ini mendekan di dalam buah selama seminggu. Kemudian ke luar dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk menjelma menjadi pupa. Setelah bertapa selama 10 hari, pupa berubah menjadi lalat. Lalat betina pada usia sekitar seminggu mulai  bertelur.
Buah tempat bersarangnya telur lalat akan ditandai dengan adanya bercak bulat hitam pada pangkalnya .Bercak ini adalah bekas tusukan lalat ketika menyusupkan telurnya ke dalam buah. Setelah menetas, larvanya akan melahap isi buah. Akibat selanjutnya, buah menjadi  cacat, berair, busuk, dan bisa terjadi kerontokan.
Untuk mengatasi hama ini, kumpulkan buah yang telah terserang hama ini lalu bakar. Cara lainnya adalah dengan memasang umpan protein hidrolisat. Campur umpan ini dengan insektisida sehingga saat memakannya lalat akan mati. Penyemprotan insektisida hanya berlaku untuk lalat saja. Telur dan larvanya aman berada didalam buah.
Tungau Merah(tetranycusbimaculatus)


Meskipun dinamai tungau merah, tungau ini tidak semuanya berwarna merah, ada yang hijau atau kuning kecokelatan. Hanya akibat serangannya, daun berubah warna menjadi merah karat. Ukuran tungau merah ini kurang dari 1 mm. Pada musim kemarau perkembangannya sangat pesat, tetapi ketika turun hujan lebat populasinyanakan turun drastis. Tungau ini mudah menyebar karena bisa terbawa angin,manusia, hewan, alat pertanian, maupun biji-bijian.
Tungau menyerang daun, tunas muda, dan pucuk tanaman. Bagian yang terserang akan tidak normal pertumbuhannya. Daun yang terserang berubah warna, kaku, dan mengeriting. Sementara pucuk tanaman yang terserang akan meranggas dan mati.
Pengandalian hama tungau dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak. Gunakan dosis sesui dengan anjuran dan kebutuhan.
Belalang  

Belalang termasuk hamapemakan aneka jenis tumbuhan (polifag). Hama ini secara berkelompok sering menyerang tanaman. Akibatnya, tanaman bisa rusak cukup parah. Jika yang diserang dalah tanaman di persemaian, tunas-tunasnya akan putus dan tanaman tidak dapat tumbuh sempurna.
Umumnya, belalang bertelur pada awal musim kemarau dan menetas pada awal musim hujan. Telur dimasukkan ke dalam tanah. Setelah menetas, belalangmuda (nimfa) akan keluar dari tanah dan naik kepohon secara perlahan.sesampainya di daun, belalang muda mulai menggerogoti daun. Nimfa dan imago (serangga dewasa) biasanya menyerang tanaman secara bersama-sama.
Akibat serangannya, pada daun-daun tanaman terdapat lubang bekas gigitan belalang. Di lapangan sering kali tanaman cabai mengalami rusak berat karena diserbu gerombilan belalang. Namun, cabai yang ditanam di seputar rumah jarang mengalami serangan yang ganas.
Secara mekanis, nimfa dan belalang dewasa di tangkap dan di bunuh. Secara kimiawi, tanaman disemprot dengan insektisida berupa cairan yang di semprotkan. Atau bisa juga dengan menaburkan insektisida butiran pada permukaan tanah.

Saturday 23 May 2015

Cara Merawat Cabe Rawit Dalam Pot





Setelah kita memahami tentang Cara Menanam Cabe Rawit Dalam Pot, selanjutnya kita akan belajar Cara Merawat Cabe Rawit Dalam Pot. Pemeliharaan tanaman cabe rawit dalam pot meliputi penyiraman, pemupukan, pemasangan ajir, perempelan, dan penyingan. Dengan tata laksana pemeliharaan yang baik, tanaman cabe rawit akan tumbuh subur dan sehat. Dengan demikian, daya dan usia produksinya akan tinggi, bisa mencapai tahunan.
Penyiraman
Tanaman cabe rawit sangat memerlukan air dalam masa pertumbuhan dan produksi. Oleh karena itu, lahan tanaman perlu dijaga jangan sampai kekeringan. Jadi, sebaiknya tanaman disiram 1-2 kali sehari , pagi sebelum pukul 09.00 dan sore sesudah pukul 15.00. penyiraman bisa di lakukan dengan gembor atau disemprot dengan slang plastik jika menggunakan fasilitas pompa air listrik. Siramkan air sampai media tanaman kuyup dan basah merata.
Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah menyediakan unsur hara yang cukup sesuai kebutuhan tanaman. Karena media tanam dalam pot sangat terbatas kuantitasnya, kuantitasnya harus betul-betul terjaga. Pada fase pertumbuhan, seperti halnya tanaman lain tanaman cabe memerlukan suplai unsur nitrogen (N). Setelah berkembang dewasa dan menjelang masa produktif berbunga dan berbuah, diperlikan tambahan unsur fosfor (P) dan kalium (K).
Ada dua jenis pupuk yang kita kenal, yakni pupuk alami (organik) dan pupuk buatan (anorganik). Keduanya dapat di gunakan untuk memupuk cabe dalam pot. Pupuk organik bersifat alamiah dan tidak mengandung unsur kimia sehingga lebih ramah lingkungan.
Pupuk organik umumnya mengandung nutrisi lengkap, baik unsur makro maupun unsur mikro. Keduanya sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan tanaman. Unsur hara makro merupkan nutrisi  yang di butuhkan tanaman dalam jumlah banyak, seperti , N, P, K, S, Mg, dan Ca. Sementara, unsur hara mikro merupakan nutrisi yang di butuhkan tanaman dalam jumlah kecil sekali, seperti Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, dan B. Oleh karena mengandung nutrisi lengkap, pupuk organik sangat baik untuk memperbaiki kondisi tanah.
Pupuk buatan kebanyakan hanya mengandung unsur hara makro, kecuali disebutkan sebagai pupuk lengkap. Pupuk yang termasuk pupuk anorganik antara lain pupuk urea (sumber nitrogen), pupuk TSP (sumber fosfor), dan KCI (sumber kalium). Pupuk anorganik bisa diberikan dalam bentuk pupuk tunggal atau majemuk (NPK).
Pupuk yang kami gunakan untuk tanaman cabe rawit dalam pot adalah pupuk organik cair dan pupuk daun anorganik. Pupuk organik cair sebelum digunakan diencerkan terlebih dahulu dengan air. Dosis pengeceran berkisar antara 1-5 ml per liter air, tergantung tingkat kesuburan media tanam. Semakin tidak subur medianya, semakin tinggi dosis campuran pupuknya.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pemupukan. Jika dipupuk dengan dosis 2 ml pupuk organik cair dalam setiap liter air sudah menunjukkan pertumbuhan tanaman yang optimal, berarti dosisnya sudah tepat. Namun, jika tanaman cabe pertumbuhannya lambat atau malah kerdil, berarti dosisnya terlalu encer, perlu dipekatkan.
Pada masa awal pertumbuhannya, tanaman cabe memerlukan pertumbuhan daun yang optimal. Untuk itu, tanaman perlu disemprot dengan pupuk daun yang mengandung unsur N tinggi. Unsur N (nitrogen) berfungsi memacupertumbuhan daun dan batang, disamping membantu pembentukan akar. Selain itu, dapat juga digunakan pupuk nitrogen berupa ZA yang dilarutkan dengan air. Takarannya 1 gram per liter air, disiramkan pada media tanam.
Menjelang fase produktif, yakni pada umur sekitar 70 hari, tanaman cabe rawit perlu diberi pupuk P dan K. Dalam hal ini dapat digunakan pupuk majemuk NPK yang diencerkan dengan konsentrasi 1-2 g pupuk dilarutkan dalam 1 liter air. Siramkan pupuk pada media tanam.
Pupuk juga dapat diberikan lewat daun. Pupuk daun dapat dilarutkan dengan air, dengan konsentrasi 1-2 cc per liter air atau sesuai kebutuhan. Semprotkan pupuk daun ini dibagian bawah daun agar lebih efektif karena nutrisinya bisa langsung di serap oleh stomata (mata daun) yang terdapat pada daun bagian bawah. Berikan pupuk daun ini pada pagi atau sore hari, setiap 1-2 minggu atau di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Selain pupuk berbentuk kristal, dapat digunakan pupuk cair organik maupun anorganik. Pupuk organik cair lebih fleksibel penggunaannya, dapat berfungsi sebagai pupuk daun maupun pupuk akar. Pemupukannya pun dapat dilakukan 2 kali sehari atau 2 minggu sekali, tergantung kebutuhan, karena dampak negatifnya terhadap tanaman hampir tidak ada. Kelemahan pemupukan lewat daun adalah daya serap daun terhadap unsur hara sangat terbatas. Karena itu, pemupukan daun harus dilakukan sesering mungkin.
Memasang Turus
Batang tanaman cabe rawit kurang kokoh untuk menyangga percabangan,daun, serta buah yang lebat. Maka dari itu, tanaman cabe rawit memerlukan turus (ajir) demi memperkokoh batangnya. Tancapkan turus pada media tanam dalam pot pada awal penanaman. Ajir dapat menggunakan bilah bambu setinggi 100 cm dengan lebar 3-4 cm.ajir juga dapat dipasang ketika tanaman sudah besar dan dirasa tidak cukup kuat berdiri tegak. Namun, penancapan ajir harus hati-hati kerana dapat merusak akar tanaman. Jika tanaman cabe yang kita tanam ternyata cukup kokoh, ajir tidak mutlak diperlukan.
Menyiangi   
Rumput atau tumbuhan liar yang muncul pada media tanam dalam pot perlu disiangi secara rutin. Jika dibiarkan, gulma tersebut akan menyerap makanan yang seharusnya hanya untuk kebutuhan tanaman cabe rawit kita. Akibatnya, tanaman cabe dapat terganggu karena berebut makanan dengan gulma.
Memangkas  
Pemangkasan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul pada batang tanaman sebelum fase pembungaan. Tujuan utama pemangkasan tunas adalah agar tanaman cabe dalam pot dapat berproduksi secara optimal. Selain itu, perempelan juga berfungsi untuk memperindah bentuk tanaman sehingga lebih asri.
Pemangkasan tunas samping dilakukan 2-3 kali hingga terbentuk percabangan utama, ditandai dengan munculnya bunga pertama. Pemangkasan dapat dilakukan langsung dengan tangan atau gunting yang tajam. Selain tunas samping, pemangkasan dilakukan pula terhadap daun-daun di bawah cabang utama, daun kuning, atau daun yang terserang hama/penyakit yang parah.
Menempatkan Tanaman
Tanaman cabe rawit dalam pot, selain dipetik hasilnya, dapat pula ditata untuk mempercantik suasana seputar rumah. Jadi, penempatannya sebaiknya diselaraskan dengan kondisi lingkungan rumah kita. Misalnya, diletakkan berjajar sejalur dengan tembok pembatas. Atau dapat juga diletakkan berderet dikiri kanan jalan menuju ruang tamu. Tetapi yang perlu diinggat, pot tanaman cabe harus ditempatkan di wilayah yang memperoleh sinar matahari yang memadai sehingga pertumbuhan tanaman tidak terganggu.